Debat Kandidat Pilkada Tangsel: Dari Isu Keberagaan sampai Mencuat soal Politik Oligarki

- 23 November 2020, 13:40 WIB
Para kandidat di Pilkada Tangsel 2020 berfoto bersama usai melaksanakan debat kandidat sesi pertama.
Para kandidat di Pilkada Tangsel 2020 berfoto bersama usai melaksanakan debat kandidat sesi pertama. /FB KPU Tangsel

Kader muda Gerindra ini menawarkan pemerintahan yang transparan, akuntabel dengan pemimpin yang nyata pengabdiannya.

“Babeh Muhamad lebih dari 30 tahun mengabdi untuk Tangsel dan saya sebagai kekuatan muda di DPR RI 2014-2019. Tapi kita tidak ingin menghadirkan pemerintahan otoriter, kami ingin libatkan masyarakat dalam segala pengambilan kebijakan dan pembangunan daerah dalam semangat gotong royong,” ujarnya.

“Ini semua demi wujud kota yang sejahtera warganya, elok kotanya dan luhur budi warganya,” sambung Sarawati.

Paparan dilanjutkan caloon walikota Azizah yang mengatakan telah mengimpun data dari kunjungan ke tujuh kecamatan dan 54 kelurahan di Tangsel.

Baca Juga: Debat Kandidat Pilkada Pandeglang: Irna-Tanto vs Thoni-Imat, Siapa Kuat dan Hebat?

“Kami menemukan dua masalah utama. Pertama kepemimpinan, sudah 12 tahun berdiri banyak pekerjaan yang belum selesai yang seharusnya selesai dalam lima tahun awal pembentukan Tangsel, bahkan berkembang budaya oligarki,” katanya.

Ia juga menyoroti ketimpangan sosial dan belum mampunya kinerja pemerintah mengimbangi kinerja pengembang swasta dalam menghadirkan infrastruktur.

Anak Wapres Ma’ruf Amin ini menawarkan solusi yang diklaimnya sebagai program yang pro rakyat. Bahkan menyebut pengalamannya sebagai birokrat selama 20 tahun.

Baca Juga: Pilkada 2020 Kurang Sebulan, Rano Alfath Ajak Warga Awasi Politik Uang dan Toleransi Beda Pilihan

“Dan Ruhamaben seorang teknokrat dengan semangat perubahan dan melayani serta terlepas dari beban masa lalu, utamanya beban budaya oligarki,” cetusnya.

Halaman:

Editor: Ken Supriyono

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x