Gunung Anak Krakatau Erupsi, Kenali Skala VEI Sebagai Ukuran Kekuatan Letusan Gunung Berapi

27 April 2022, 22:57 WIB
Status Gunung Anak Krakatau menjadi level 3. /flickr/ozenk/

SERANG NEWS - Gunung Anak Krakatau yang merupakan gunung berapi aktif di perairan Selat Sunda mengalami erupsi kembali pada hari Minggu, 24 April 2022.

Status Gunung Anak Krakatau yang sebelumnya di level II waspada, kini naik menjadi level III siaga.

Dalam sejarah dunia tercatat beberapa letusan gunung berapi terhebat sepanjang masa termasuk Gunung Krakatau yang merupakan induk dari Gunung Anak Krakatau.

Baca Juga: Sejarah Meletusnya Gunung Krakatau dan Lahirnya Anak Krakatau, Yuk Belajar dari Masa Lalu!

Lantas, bagaimana cara mengukur kekuatan letusan gunung berapi?

Tingkat kekuatan letusan gunung berapi dihitung menggunakan Volcanic Explosivity Index (VEI).

VEI merupakan ukuran relatif dari letusan gunung berapi sehingga memungkinkan untuk melakukan perbandingan antara letusan gunung berapi eksplosif yang satu dengan yang lain.

Metodelogi ini dirumuskan oleh Chris Newhall dari States Geological Survey dan Stephen Self dari University of Hawaii pada 1982.

Baca Juga: Siapa Daniel Abe, Bos DNA Pro yang Ditangkap Bareskrim Polri? Kronologi Kasus Trading Seret Artis Terkenal

Tidak hanya digunakan untuk mengukur letusan yang baru terjadi, skala VEI ini juga dapat mengukur letusan di masa lampau bahkan ratusan ribu tahun yang lalu.

Skala VEI ditentukan dari volume material piroklastik yang dikeluarkan saat erupsi, tipe letusan, ketinggian kolom erupsi dan durasi erupsi. Material piroklastik yang dimaksud adalah abu vulkanik, tephra, aliran piroklastik dan jenis material lontar lainnya.

Ada sembilan skala VEI, yaitu dari skala 0 hingga skala 8. Kenaikan satu tingkat skala berarti kenaikan sepuluh kali kekuatan letusan. Berikut penjelasan tentang skala VEI menurut beberapa sumber:

Baca Juga: Sepanjang Ramadhan 1443 H, Ribuan Orang Menerima Manfaat Zakat Dompet Dhuafa Banten

- Skala 0: Merupakan erupsi yang bersifat efusif (lelehan), hanya melontarkan material vulkanik sebesar 0,0001 kilometer kubik tanpa ledakan.

- Skala 1: melontarkan 0,0001 - 0,001 kilometer kubik material vulkanik dengan ledakan kecil.

- Skala 2: melontarkan 0,001 - 0,01 kilometer kubik material vulkanik dengan ledakan sedang. Terjadi puluhan kali dalam setahun. Pada tahap ini letusan dideskripsikan sebagai ‘eksplosif’.

- Skala 3: melontarkan 0,01 - 0,1 kilometer kubik material vulkanik dengan ledakan sedang hingga besar. Terjadi beberapa kali dalam setahun dan sudah termasuk deskripsi ‘bencana’. Beberapa peristiwa letusan skala 3 pernah terjadi contohnya di Gunung Unzen Jepang, Gunung Merapi Indonesia dan Nevado del Ruiz Colombia.

Baca Juga: Tes Kesehatan Mental di Google Form viral di TikTok, Cek Tingkat Setres dan Depresi Kamu di Sini Gratis

- Skala 4: melontarkan 0,1 - 1 kilometer kubik material vulkanik. Terjadi puluhan kali dalam satu dekade. Contoh letusan skala 4 yang pernah terjadi adalah letusan di Mont Pelee, Martinique.

- Skala 5: melontarkan 1 - 10 kilometer kubik material vulkanik. Terjadi sekali dalam satu dekade. Sejarah juga mencatat beberapa peristiwa gunung meletus berskala 5 VEI antara lain Gunung St. Helens USA dan Gunung Vesuvius Italia yang menghancurkan Pompeii.

- Skala 6: melontarkan 10 - 100 kilometer kubik material vulkanik. Dideskripsikan sebagai letusan ‘kolosal’ yang terjadi beberapa kali dalam satu abad. Letusan skala 6 pernah terjadi di Indonesia tepatnya di Gunung Krakatau dan memakan lebih dari 36.000 korban jiwa.

Baca Juga: Kerjasama dengan Perusahaan Korea, Institut Kemandirian Launching Program Re-Space

- Skala 7: melontarkan 100 - 1000 kilometer kubik material vulkanik. Dideskripsikan sebagai ‘super kolosal’ dan terjadi beberapa kali dalam satu millenium. Di indonesia, letusan skala 7 pernah terjadi di Gunung Tambora Sumbawa Nusa Tenggara Barat yang mengakibatkan 92.000 orang harus kehilangan nyawanya.

- Skala 8: melontarkan lebih dari 1000 kilometer kubik material vulkanik. Pada tingkat ini letusan dideskripsikan sebagai ‘mega kolosal’ dan terjadi dua kali dalam 100.000 tahun. Letusan mega kolosal yang pernah terjadi adalah letusan Gunung Toba (74.000 tahun lalu) dan Yellowstone (640.000 tahun lalu)

Bencana gunung meletus memang tidak dapat dihindari. So, perbanyak ilmu dan selalu siap siaga!***

Editor: Masykur Ridlo

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler