UAS Respons Daftar Penceramah Radikal, Termasuk Dirinya? Berikut 3 Hal Penting yang Disampaikannya

10 Maret 2022, 06:00 WIB
UAS Respons Daftar Penceramah Radikal, Termasuk Dirinya? Berikut 3 Hal Penting yang Disampaikannya. /Tangkapan layar Instagram/@ustadzabdulsomad_official//

SERANG NEWS- Penceramah kondang Ustadz Abdul Somad atau yang akrab dipanggil UAS merespons daftar penceramah radikal yang belakangan viral di media sosial.

Pasalnya dalam daftar 180 penceramah radikal yang beredar di media sosial tersebut dikabarkan salah satunya juga termasuk dirinya.

Dalam sebuah acara di salah satu stasiun televisi swasta yakni Catatan Demokrasi TvOne, Selasa 8 Maret 2022, UAS menyampaikan tanggapannya.

Menurut UAS ada tiga hal yang penting untuk menyikapi daftar penceramah radikal yang viral di media sosial.

Baca Juga: Soal Polemik Penceramah Radikal, MUI Ingatkan yang Kritik Pemerintah Jangan Disebut Radikal

"Pastikan apakah ini hoax atau hak, jangan sampai masyarakat tertelan," ujar UAS dikutip SerangNews.com, Kamis 10 Maret 2022.

Sementara untuk yang kedua lanjut UAS adalah jika ada orang bersalah maka tunjukan kesalahannya.

"Kalau bersalah pastikan hukumannya. Jangan sampai orang dibuat terikat tak bertanya," ujarnya menambahkan.

Hal ketiga, lanjut UAS, masyarakat sedang sakit itu biasanya lebih sensitif.

"Masalahnya bukan pada itu, tapi itu bisa jadi pemicu. Maka berhati-hatilah," ingatnya dalam acara tersebut.

Baca Juga: Disebut Jokowi, BNPT Beberkan 5 Indikator Penceramah Radikal, Salah Satunya Anti Pancasila dan Pro Khilafah

"Insya Allah, Allah akan tetap menjaga negeri ini. tetap menjaga bangsa ini, tetap menyejukan hati kita. Tapi mesti ada ikhtiar dan usaha dari kita," tandasnya.

UAS mengatakan, negara Indonesia itu terdiri dari berbagai suku, etnis, budaya dan bahasa sehingga semua itu menjadi kekayaan dan kebhinekaan.

Sebelumnya diberitakan SerangNews.com, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengeluarkan ciri-ciri penceramah radikal.

Indikator ciri-ciri penceramah radikal tersebut, menyusul adanya pernyataan Presiden Jokowi Widodo terkait penceramah radikal saat Rapat Pimpinan TNI-Polri, di Mabes TNI, Jakarta, Selasa, 1 Maret 2022 lalu.

Menurut BNPT, apa yang dikatakan Presiden Jokowi itu merupakan peringatan kuat untuk meningkatkan kewaspadaan nasional.

Baca Juga: CEK FAKTA: Geger, UAS dan Felix Siauw akan Diciduk Polisi, dan Terancam Pasal Berlapis, Ini Faktanya

Lalu apa saja ciri-ciri penceramah radikal yang disebutkan oleh BNPT?

Berikut 5 indikator seperti yang dikatakan oleh Direktur Pencegahan BNPT Brigadir Jenderal Ahmad Nurwakhid, dikutip SerangNews.com dari sumbawa.pikiran-rakyat.com, Senin 7 Maret 2022.

1. Mengajarkan ajaran yang anti-Pancasila dan pro ideologi khilafah transnasional.

2. Mengajarkan paham takfiri yang mengkafirkan pihak lain yang berbeda paham maupun berbeda agama.

3. Menanamkan sikap anti pemimpin atau pemerintahan yang sah, dengan sikap membenci dan membangun ketidakpercayaan (distrust) masyarakat terhadap pemerintahan maupun negara melalui propaganda fitnah, adu domba, ujaran kebencian (hate speech), dan sebaran hoaks.

4. Memiliki sikap eksklusif terhadap lingkungan maupun perubahan serta intoleransi terhadap perbedaan maupun keragaman (pluralitas).

Baca Juga: UAS Jelaskan Alasan Allah SWT Memilih Manusia Hidup di Bumi, Berikut Ulasannya

5. Memiliki pandangan antibudaya ataupun antikearifaan lokal keagamaan.

“Sejak awal BNPT sudah menegaskan bahwa persoalan radikalisme harus menjadi perhatian sejak dini, karena sejatinya radikalisme adalah paham yang menjiwai aksi terorisme."

"Radikalisme merupakan sebuah proses tahapan menuju terorisme yang selalu memanipulasi dan mempolitisasi agama,” kata Direktur Pencegahan BNPT Brigadir Jenderal Ahmad Nurwakhid yang dikutip dari sumbawa.pikiran-rakyat.com, Senin 7 Maret 2022.

Sebelumnya diberitakan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan penceramah yang kritik pemerintah jangan disebut radikal.

Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis pun turut mengomentari polemik penceramah radikal tersebut.

Melalui akun Twitternya @cholilnafis membeberkan terkait polemik penceramah radikal yang dimaksud.

Oleh karena itu, KH Cholil Nafis mengingatkan pada semua pihak, jangan sampai orang-orang yang mengkritik pemerintah itu disebut penceramah radikal.

Menurutnya semua orang pasti tidak suka dengan penceramah yang membangkan dengan negara dan anti Pancasila lantaran keduanya sudah pasti melanggar hukum Islam dan hukum di NKRI.

"Ya. Kita tak suka penceramah yg membangkang negara dan anti pancasila yg itu pasti melanggar hukum Islam dan hukum nasional kita tapi jangan sampai yg amar maruf dan nahi munkar krn mengkritik pemerintah lalu disebut radikal,” tulis KH Cholil Nafis dikutip SerangNews.com dari akun twitternya, Senin, 7 Maret 2022.***

Editor: Muh Iqbal Zikri

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler