Deteksi Covid-19, Pemerintah Akan Ganti Tes Swab dengan Tes Saliva, Apa Itu?

1 Februari 2021, 18:03 WIB
Tidak Lagi Pakai Swab, Pemerintah Akan Gunakan Tes Saliva Deteksi Covis-19. /dok TIM FIX/

 

SERANG NEWS - Pemerintah berencana mengganti metode deteksi virus corona, yang selama ini menggunakan metode tes swab akan diganti dengan metode tes saliva.

Hal itu dilakukan guna membantu mendukung percepatan penanganan Covid-19.

Nantinya dengan tes saliva akan menggunakan sampel air liur yang dinilai sama baiknya seperti swab hidung dalam mendeteksi virus.

"Dalam rangka mempercepat dan memperluas tes PCR, kami sedang melakukan penelitian untuk mengganti swab dengan saliva," ungkap Bambang dalam webinar ILUNI UI, belum lama ini.

Baca Juga: Polres Serang Ringkus 10 Pengedar Narkoba  

Baca Juga: Begini Cara Klaim Token Listrik Gratis Februari 2021, Gampang Banget!

"Saliva adalah air liur, sedangkan swab itu adalah cairan yang diambil dari belakang hidung kita," ujarnya dikutip dari PMJ News.

Penggunaan metode tes saliva untuk memeriksa spesimen diyakini tidak akan memakan waktu lama.

Pasalnya, tes ini tak memerlukan ekstraksi atau pemurnian RNA virus, seperti yang selama ini dilakukan dengan metode swab.

Di sisi lain, tes saliva juga akan lebih nyaman daripada tes swab yang membuat rasa sakit akibat alat berukuran panjang yang harus masuk hingga nasofaring.

Baca Juga: Dampak Libur karena Covid-19, Rak Buku Sekolah di Kota Serang Jadi Sarang Ayam Bertelur 

Sementara dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal kedokteran bergengsi JAMA Internal Medicine menyebutkan pengujian berbasis air liur menunjukkan akurasi dalam mendeteksi virus Corona sebesar 83 persen, menurut tinjauan data dari 16 studi yang melibatkan 5.900 peserta.

Air liur merupakan cairan biologis yang berguna untuk menguji hormon steroid seperti kortisol, materi genetik seperti RNA, protein seperti enzim dan antibodi, dan berbagai zat lain, termasuk metabolit alami, termasuk nitrit saliva, penanda biomarker status oksida nitrat.

Tes air liur digunakan untuk menyaring atau mendiagnosis berbagai kondisi dan status penyakit, termasuk penyakit Cushing, anovulasi, HIV, kanker, parasit, hipogonadisme, dan alergi.

Pengujian saliva bahkan telah digunakan oleh pemerintah AS untuk menilai perubahan ritme sirkadian pada astronot sebelum penerbangan dan untuk mengevaluasi profil hormonal tentara yang menjalani pelatihan bertahan hidup militer.

Baca Juga: Mengejutkan! Anjing Ini Berhasil Selamatkan Pemilik dari Longsor Salju

Sampel air liur stabil hingga 24 jam bila disimpan dengan kantong es atau pada suhu ruang. Peneliti mendeteksi tidak ada perbedaan konsentrasi pada saat pengumpulan, delapan jam kemudian atau 24 jam kemudian.

Sejatinya sejumlah negara telah menggunakan tes saliva sebagai pengujian Covid-19.***

Editor: Kiki

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler