SERANG NEWS – Lima nama Calon Kapolri pengganti Jenderal Pol Idham Azis yang akan pensiun pada 1 Februari 2021, sudah diserahkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mereka adalah Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono, Kepala Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar, dan Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo
Lalu, Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Komjen Arief Sulistyanto, serta Kepala Badan Pemeliharaa Keamanan Polri Komjen Agus Andrianto.
Baca Juga: 5 Calon Kaporli Siap Berebut Restu Jokowi, Mahfud MD Akui Serahkan Daftar Nama Ini
Baca Juga: Ini Dua Nama Calon Kapolri Pengganti Jenderal Idham Azis yang Pernah Menjabat Kapolda Banten
Selanjutnya, Presiden Jokowi akan memilih nama Calon Kapolri untuk diserahkan ke DPR. Calon Kapolri pilihan Presiden bisa tunggal atau lebih dari satu. Kandidat kemudian mengikuti fit and proper test atau uji kepatutan dan kelayakan di DPR.
Berikut Serangnews.com rangkum profil dan jejak lima Calon Kapolri pengganti Jenderal Pol Idham Azis:
1. Komjen Gatot Eddy Pramono
Gatot Eddy Pramono lahir di Solok, Sumatera Barat, 28 Juni 1965 dan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1988.
Saat ini menjabat Wakapolri sejak 7 Januari 2020. Selain juga menjadi Wakil Ketua Pelaksana II Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Sebelum menjadi Wakapolri, telah menduduki sejumlah jabatan seperti Kapolres Metro Jaksel (2009), Dirreskrimum Polda Metro Jaya (2011), Analis Kebijakan Madya bidang Pidum Bareskrim Polri (2012), Kabagdukminops Robinops Sops Polri (2013).
Pernah menjadi Karolemtala Srena Polri (2014), Wakapolda Sulsel (2016), Staf Ahli Sosial Ekonomi (Sahlisosek) Kapolri (2017) dan Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kapolri.
Baca Juga: Berikut Kronologis Sementara Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang Hilang Kontak
Gatot juga dipercaya menjadi Ketua Satgas Nusantara yang dibentuk agar Pilkada Serentak 2018 bisa berjalan aman. Ia diangkat menjadi Kapolda Metro Jaya menggantikan Kapolri saat ini, Jenderal Polisi Idham Azis, yang saat itu diangkat menjadi Kepala Bareskrim Polri.
Beberapa peristiwa besar yang terjadi di ibu kota kota selama Gatot menjabat antara lain kerusuhan seusai pengumuman hasil Pemilu pada 21-22 Mei 2019 serta aksi Reformasi Dikorupsi pada September 2019.
2. Komjen Boy Rafli Amar
Boy Rafli lahir di Jakarta, 25 Maret 1965. Ia berasal dari Solok dan ibunya dari Koto Gadang, Agam, Sumatra Barat. Lulusan Akpol 1988 ini sedang menjabat sebagai BNPT.
Ia pernah menjadi Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri (Wakalemdiklat) pada Agustus 2018. Pada April 2017, Boy menjabat sebagai Kapolda Papua dan sebelumnya menjadi Kapolda Banten selama dua tahun pada Desember 2014 hingga April 2016.
Di sela kedua jabatan Kapolda, Boy menjabat selaku Kepala Divisi Humas Polri.
Sebelumnya, sejumlah jabatan di Divisi Humas Polri pernah diembannya. Sempat juga menjadi Kabid Humas Polda Metro Jaya. Setelahnya, menjadi Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) dan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri.
Baca Juga: Tujuh Anak dan Tiga Bayi Masuk dalam Daftar 50 Penumpang Pesawat Sriwijaya Air yang Hilang Kontak
Doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Padjadjaran ini ahli dalam penanganan terorisme. Ia sempat menjadi bagian Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror dalam mengusut kasus bom Bali.
Saat menangani kasus Bom Bali, Boy banyak berhadapan dengan para pelakunya seperti Amrozi, Imam Samudra, Muklas, Ali Imron, Doktor Azhari, hingga Nurdin M Top.
3. Komjen Listyo Sigit Prabowo
Listyo Sigit Prabowo lahir di Ambon, Maluku, pada 5 Mei 1969. Lulusan Akpol 1991 ini dikenal dekat dengan Presiden Jokowi.
Ia pernah menjabat sebagai Kapolres Solo pada 2011, saat Jokowi masih menjadi Wali Kota Solo. Kedekatannya berlanjut ketika Jokowi menjadi Presiden. Pada 2014, Listyo menjadi ajudan Jokowi.
Ia kemudian menduduki sejumlah jabatan di Kepolisian, mulai Kapolda Banten pada 2016-2018 dan Kadiv Propam Polri pada 2018-2019, sebelum diangkat menjadi Kabareskrim, pada 6 Desember 2019, menggantikan Kapolri saat ini, Jenderal Polisi Idham Azis yang dilantik menjadi orang nomor satu di Korps Bhayangkara.
Sejumlah peristiwa yang menyedot perhatian publik selama masa kepemimpinan Listyo di Bareskrim, dantaranya, penangkapan terpidana kasus Bank Bali Djoko Tjandra yang telah buron 11 tahun.
Baca Juga: Tempe dan Tahu Langka, Polri Duga Ada Penimbun Kedelai
Listyo juga membongkar praktik suap terkait pelarian Djoko Tjandra yang melibatkan Kadiv Hubungan Internasional Polri Irjen Napoleon Bonaparte dan Karo Korwas PPNS Bareskrim Polri Prasetijo Utomo.
Desember 2020 lalu, Bareskrim juga menangkap dua pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan yang terkatung-katung sejak April 2017.
4. Komjen Arief Sulistyanto
Arief lahir di Nganjuk, Jawa Timur, 24 Maret 1965. Lulusan Akpol 1987 ini sekarang menjabat Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri sejak 22 Januari 2019.
Ia berpengalaman dalam bidang reserse. Jabatan terakhir jenderal bintang tiga ini adalah Kepala Badan Reserse Kriminal Polri.
Pada 2007 menjadi anggota Tim Khusus Penyidikan Perkara Munir. Kasus ini sempat mandek saat Pollycarpus awalnya hanya dinyatakan terbukti memalsukan surat dengan hukuman 2 tahun penjara.
Baca Juga: Kabar Duka, Mantan Kepala Bulog Beddu Amang Meninggal Dunia
Kritik masyarakat meluas dan kasus ini lalu dibuka ulang. Akhrinya, Polri berhasil membuktikan Pollycarpus sebagai pembunuh Munir dan divonis 14 tahun penjara.
5. Komjen Agus Andrianto
Agus Andrianto, lahir di Blora, Jawa Tengah, 16 Februari 1967. Lulusan Akpol 1989 ini sejak 6 Desember 2019 menjabat sebagai Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri.
Ia berpengalaman dalam bidang reserse. Sebelumnya, dia menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Sumatra Utara 2018 dan Wakapolda Sumut tahun 2017, serta menjadi Dirtipidum Bareskrim Polri tahun 2016.
Baca Juga: Mantan Ketum PB HMI Mulyadi P Thamsir dan Istri, Penumpang Pesawat Sriwijaya Air yang Hilang Kontak
Saat menjabat Dirtipidum Bareskrim Polri, Agus menangani kasus penistaan agama yang melibatkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Setelah menangani kasus tersebut, Agus dimutasi menjadi Wakil Kepala Polda Sumatera Utara.
Agus tercatat menyabet sejumlah penghargaan seperti Bintang Bhayangkara Pratama, Bintang Bhayangkara Nararya hingga Brevet Pelopor Brimob, Brevet Selam Polri, Brevet Para Penerjun dan Brevet Penyidik.***