Nama Banten dan Sunda pada Dokumen Pelayaran Orang China di Masa Banten Girang hingga Kesultanan Banten

- 24 Januari 2022, 21:50 WIB
vVhara Avalokitesvara di Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Provinsi Banten yang menjadi salah satu bukti kerukunan hidup dengan orang China atau etnis Tionghoa.
vVhara Avalokitesvara di Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Provinsi Banten yang menjadi salah satu bukti kerukunan hidup dengan orang China atau etnis Tionghoa. /Ken Supriyono/SerangNews.com/

Meski menaranya dibangun arsitek Belanda, corak pengaruh arsitek China terlihat dari desain bangunan atap lima lapisan limas yang menyerupai pagoda Tiongkok.

“Atap itu dibuat oleh arsitek asal Tiongkok bernama Tjek Ban Tjut,” katanya.

Jejak lainnya terlukis pada bangunan Masjid Pacinan Tinggi. Termasuk Wihara Avalokitesvara yang menjadi perhatian Kesultanan Banten kepada warga Tionghoa.

Baca Juga: Kisah Sultan Ageng Tirtayasa dan Bangsawan Banten Mancing sambil Pantau Pembangunan Kanal di Tanara

Apalagi, seiring ramainya mereka datang ke Banten banyak non pedagang seperti rohaniwan yang ikut masuk ke Banten.

“Di tengah kesibukan dagang mereka butuh media mencurahkan spiritualnya. Makanya, mereka datang untuk mendakwahkan itu, atau paling tidak untuk komunitasnya,” kata Mukti.

Keberadaan wihara dinilai menjadi bukti bahwa Kesultanan Banten dan warga Banten pada umumnya bisa menerima perbedaan.

“Ini bukti bahwa kebudayaan dan keyakinan lain bisa hidup harmonis di Banten,” katanya.***

Halaman:

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Buku


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah