SERANG NEWS - Rekam jejak kehadiran etnis Tionghoa sudah berlangsung sejak permulaan abad masa Kerajaan Banten Girang.
“Dalam dokumen pelayaran berjudul Shungfeng Xiangsong pada media 1500 yang ditulis sejarawan Perancis Claude Guillot, sudah disebutkan kata Wan-tan dan Shunt'a untuk menyebut Banten atau Sunda,” kata peneliti Banten Heritage Dadan Sujana dalam diskusi dengan awak SerangNews.com beberapa waktu lalu.
Masa itu, Kerajaan Banten Girang dikenal sebagai negara pesisir yang menyandarkan perekonomian pada perdagangan lada. Kerajaan ini menjalin hubungan dengan Tiongkok.
Baca Juga: Sejarah Awal Orang China Masuk Banten: Temuan Artefak hingga Peranan di Masa Kesultanan Banten
Salah satu buktinya banyak ditemukan keramik-keramik China dari berbagai Dinasti China pada abad 12-13 pada situs eks Kerajaan Banten Girang.
Bukti itu, kini disimpan pada Museum Purbakala Banten Lama, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.
Menurut Dadan, kemungkinan etnis Tionghoa sudah hadir pada permulaan abad. Namun, dokumen resmi menyebut kehadiran mereka abad kesepuluh.
Terlebih, pada abad ke-13 sampai abad ke-14, perekonomian Banten Girang dengan lada sebagai komoditas utamanya mengalami perkembangan berkat digalakkan perdagangan dengan China.
Baca Juga: Kisah Petilasan Pendakwah Islam di Tangerang, Raden Surya Kencana dalam Altar Kelenteng Boen San Bio