SERANG NEWS - Rajapatni Dyah Gayatri semestinya menjadi Raja Majapahit ketiga menggantikan Jayanegara.
Namun, Gayatri justru memilih menjadi biksuni dan menyerahkan tampuk kekuasaan Majapahit kepada putrinya, yakni Dyah Gitarja atau Tribhuwana Tungga Dewi.
Negarakertagama mengisahkan, setelah kematian Jayanegara, Dyah Gitarja menjadi penguasa Majapahit ke-3 dengan gelar Tribhuwana Wijaya Tungga Dewi.
Banyak yang menganggap, alasan Gayatri menyerahkan haknya atas tahta karena hendak meninggalkan keduniawian dan menjadi biksuni. Namun benarkah demikian?
Baca Juga: Siasat Politik Gayatri dan Gajah Mada dalam Misteri Skandal Pembunuhan Raja Majapahit Jayanegara
Dilansir SerangNews.com dari kanal YouTube Asisi, Kerajaan Singasari dan Majapahit dibangun oleh dua klan yang sama kuatnya, yakni Rajasa yang adalah keturunan Ken Arok dan Sinelir yang adalah keturunan Tunggul Ametung.
Ketika kedua klan ini memerintah berdampingan seperti pada masa zaman Ranggawuni dan Mahesa Cempaka terjadi kestabilan.
Namun, saat Raja Kertanegara dari klan Sinelir berambisi menyatukan Jawa dan Nusantara muncul rongrongan dari loyalis klan Rajasa.
Baca Juga: 5 Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit, Salah Satunya Jadi Tempat Persinggahan Raja Hayam Wuruk