Ketiga, Gajah Mada langsung membunuh Tanca tanpa proses hukum. Padahal banyak prasasti menceritakan betapa cermatnya pelaksanaan pengadilan pada zaman Majapahit.
“Kemungkinan besar Gajahmada terlibat dalam pembunuhan raja dan menyingkirkan Tanca adalah upaya menghilangkan jejak,” papar Asisi.
Namun pertanyaan penting yang harus ditanyakan adalah siapa yang paling diuntungkan oleh kematian Jayanegara?
Agaknya, lanjut paparan tersebut, bukan Gajah Mada yang karirnya sedang menanjak setelah menyelamatkan nyawa Jayanegara delapa tahun yang lalu.
“Nah yang tentu saja paling diuntungkan oleh insiden ini adalah Gayatri dan putri-putrinya,” paparnya lebih lebih lanjut.
Pertama menurut sejarawan Slamet Mulyono dalam channel Asisi, telah terjadi konflik intern di antara para istri Raden Wijaya sejak Dara Petak, selir dari Melayu diangkat menjadi istri yang dituakan dan wajib dihormati.
Gayatri dan kakak-kakaknya sebagai pewaris trah Singasari yang asli berdarah Jawa tentu merasa tersinggung.
Baca Juga: Tragedi Terbunuhnya Raja Kertanegara dan Runtuhnya Kerajaan Singasari sampai Berdirinya Majapahit
Apalagi anak Dara Petak, Jayanegara yang berdarah Jawa Melayu diangkat menjadi putra mahkota. Karena itu, tersingkirnya Jayanegara, garis darah Kertanegara dapat berlanjut di tampuk kekuasaan Majapahit.