Museum Negeri Banten, Gedung Bersejarah Peninggalan Kolonial di Pusat Kota Serang yang Jadi Pusat Budaya

- 20 Januari 2022, 17:34 WIB
Museum Negeri Banten, bangunan eks Residen Banten masa pemerintahan kolonial Belanda di pusat Kota Serang.
Museum Negeri Banten, bangunan eks Residen Banten masa pemerintahan kolonial Belanda di pusat Kota Serang. /Dok. BPCB Banten for SerangNews.com/

Dampaknya, Sultan Rafiudin dipaksa turun pada 1813. Sekaligus dihapuskannya Kesultanan Banten yang diganti keresidenan.

Baca Juga: Sejarah Oeridab: Uang Banten di Masa Darurat Pemerintahan Indonesia (1) Dicetak pada Orang China

“Itulah mulanya Aria Adisantika diangkat sebagai bupati Serang pertama,” ujar Mufti.

Selain sebagai pusat pemerintahan, gedung tersebut juga digunakan sebagai kediaman residen. Baik masa pemerintahan Belanda, Jepang, maupun awal pemerintahan Provinsi Banten.

Perpindahan wilayah kekuasaan ke jantung Kota Serang membuat Kaujon menjadi pusat kota masa pemerintahan Hindia Belanda. Tak heran, Kaujon pada masanya sangat ramai.

“Kaujon yang waktu itu masih kewedanaan cukup berkembang pesat,” kata Mufti.

Baca Juga: Sejarah Oeridab, Uang Banten di Masa Darurat Pemerintahan Indonesia (2) Desain Jenis Pecahan Uang

Sayangnya, tidak ada dokumen yang lengkap dan lebih awal pembangunan fisiknya, selain pendopo gubernur yang desainnya mulai 1816.

Site plan (berupa desain tata kota-red) belum ada yang pegang. Padahal jika ada, itu bisa menjadi tonggak awal penulisan sejarah Serang sebagaimana site plan Banten Lama,” imbuh doktor sejarah lulusan Leiden University Belanda itu.

Seraya membuka file dokumen pada laptopnya, Mufti menyebut, di wilayah Kaujon terdapat beberapa bangunan penting masa itu. Misalnya, pangkalan militer, rumah sakit militer Belanda, dan perumahan pegawai Belanda.

Halaman:

Editor: Ken Supriyono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah