Dalam kisah Calon Arang, persembahan daging hewan ini lalu diganti dengan daging manusia, untuk meningkatkan eskalasi teluhnya.
4. Apokalips
Bisa jadi suasana kiamat yang digambarkan lontar Calon Arang benar-benar terjadi di masa akhir Majapahit.
Mungkin penulis lontar tersebut melihat langsung korban yang bergelimpangan dalam serangan Demak ke wilayah-wilayah Majapahit.
Baca Juga: Daftar 7 Kerajaan Paling Lama dalam Sejarah Dunia, Berikut Nama dan Penjelasan Sejarahnya
Dalam bahasa aslinya dituliskan, ‘Tan ana sela nikang serta watas urung-urung,’ atau tidak ada selanya di kuburan dengan batas parit, karena mayat bertumpuk-tumpuk di ladang di jalan-jalan, hingga di pemukiman penduduk.
Disebutkan mayat-mayat itu kemudian menjadi makanan anjing-anjing dan hewan liar karena hampir seluruh wilayah menjadi kota mati.
5. Adu kesaktian versi Jawa kuno
Fenomena menarik lainnya di Jawa kuno masa akhir Majapahit, adalah maraknya adu kesaktian.
Meski beberapa tokoh dalam lontar Calon Arang adalah fiktif, mungkin saja kesaktian-kesaktian ini memang eksis di masa penulisannya.***