Husain Djajadiningrat dan Maria Ulfah, Dua Tokoh Banten di Keanggotaan BPUPKI Kemerdekaan Indonesia

- 16 Agustus 2021, 15:57 WIB
Husain Djajadiningrat dan Maria Ulfah Santoso, dua tokoh Banten dalam keanggotaan BPUPKI Kemerdekaan Indoenesia.
Husain Djajadiningrat dan Maria Ulfah Santoso, dua tokoh Banten dalam keanggotaan BPUPKI Kemerdekaan Indoenesia. /Reprod Dok. Buku Risalah BPUKI dan Mathlaul Anwar./

SERANG NEWS - Nama Pangeran Ario atau Prof. Dr Husain Djajadingrat dan Raden Ayu Maria Ulfah adalah dua nama yang cukup familiar perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

Namun siapa yang tahu, jika sosok yang dilahirkan di Serang Banten ini, adalah dua nama yang tercatat dalam keanggotaan Dokuritu Junbi Cosakai atau yang sering dikenal sebutan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Diketahui, BPUPKI adalah sebuah Badan yang diwujudkan oleh Pemerintah Angkatan Darat XVI Jepang yang bermarkas di Jakarta. BPUPKI ini beranggotakan 67 orang,terdiri dari 60 orang Indonesia dan sisanya termasuk orang Indonesia.

Baca Juga: Daftar Pembahasan dalam Dokumen Risalah Sidang BPUPKI dan PPKI Kemerdekaan Indonesia

Mereka beranggotakan para tokoh perintis kemerdekaan yang diketuai Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat, dengan wakil ketua Ichibangase Yosio (orang Jepang) dan Raden Pandji Soeroso.

Di luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha yang beranggotakan 60 orang. Badan Tata Usaha ini dipimpin Raden Pandji Soeroso dengan wakil Mr. Abdoel Gafar Pringgodigdo dan Masuda Toyohiko (orang Jepang).

Tugas BPUPKI adalah mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek politik, ekonomi, tata pemerintahan, serta hal-hal yang diperlukan dalam usaha pembentukan negara Indonesia merdeka.

Baca Juga: Profil dan Biodata AR Baswedan, Wartawan dan Kakek Anies Baswedan yang Tercatat sebagai anggota BPUPKI

Dari nama-nama yang  Nama Pangeran Ario atau Prof. Dr Husain Djajadingrat dan Raden Ayu Maria Ulfah yang merupakan putra dan putri asal Serang, Banten ada di dalamnya.

Berikut Profil singkat keduanya:

Husain Djajadiningrat Selain sebagai perintis kemerdekaan Indonesia, Husein adalah orang Indonesia pertama yang lulus sebagai doktor di Universitas Leiden, Belanda. Bahkan, sosoknya  diabadikan dalam bentuk utuh dan dipajang di auditorium  kampus tersebut.

Tempat Tanggal Lahir: Kramatwatu, Serang, Banten pada 8 Desember 1886

Riwayat Pendidikan:

- Europeesche Lagere School (ELS)
- Hoogere Burger School (HBS) diploma 1904
- Gymnasium Leiden diploma 1905
- Univeversitas Leiden bagian kesusastraan dab filsafat (lulus doctor in de Letteren en Wibjsbegerte 1913).

Riwayat Pekerjaan:

- Pegawai untuk mempelejari bahasa-bahasa Indonesia, Jakarta (1913)
- Kutararaja (1920) : adjuc6 advseur voor Indlandsche Zaken Jakarta.
- 1924; Guru Besar Rechts Hoogeschool Jakarta dalam Hukum Islam, Bahasa Melayu, Sunda dan Jawa.
- 1935-1939: Anggota Raad van Nederlandsch Indie
- 1940; Pejabat direktur pengajaran dan agama.
- 1941: Anggota Raad van Nederlandsch Indie; panasehat pada Syumubu.
- 1943 Syumubutyo, anggota Panitia Bahasa Indonesia dan Panitia Adat dan Tatanegara dahulu, Giin Tyuoo Sang-In.

Baca Juga: Puisi Kemerdekaan dan Perjuangan Pahlawan, Cocok Dibacakan Saat HUT RI ke-76

Karya:

- Sejarah Banten dalam tinjauan kritis 'Critisiche beschouwing van de sedjarah Banten'
- De Mohammeddensche Wet en het geetstesleven der Indonesiche Mohammadedanen.
- Demagische acheterground van de Maleische pantoen.
- Atjehsch Nederlandsch Woordenboek, dan karya tulis lainnya tentang bahasa, sejarah, agama dan lain-lainya.

Perkumpulan:

- 1919: Ketua Java Institut Jogjakarta
- 1935; Ketua Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Watenschappen dan Ketua Indonesisch Studiefonds Jakarta
- 1941 Ketua SCVT Jakarta, dll;
- Anggota Mejelis Pertimbangan Poetra.

Baca Juga: Puisi ‘Republik Indonesia’ Karya Mohammad Yamin, Cocok Dibaca saat Hari Kemerdekaan atau HUT RI ke-76

Maria Ulfah Santoso

Nama Maria Ulfah dikenal sebagai salah satu putri kelahiran Serang Banten yang cukup menonjol pada zamannya. Ia adalah Sarjana Hukum pertama perempuan di Indonesia.

Tempat Tanggal Lahir; Serang 18 Agustus 1911

Rirawat Pendidikan:

- ELS (1924)
- HBS V (1929)
- Universitas Leiden (1933) (Mr. in de R)

Pekerjaan:

- 1934 Kantor regent schap (Kabupaten) bagian hukum; guru AMS Muhammadiyah Jakarta sampai 1942
- 1935-1942; anggota kantor pemeriksaan film.
- 1942; pegawai Sjoobu.

Baca Juga: Profil Sayuti Melik, Sosok Wartawan Pejuang yang Mengetik Teks Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Perkumpulan:
- Ketua penguru besar istri Indonesia anggota pengurus Badan Pemberantasan Buta Huruf dan Ketua Komisi Perkawinan (Badan Pekerjaan Kongres Perempuan Indonesia)

Riwayat Pergerakan:

- Ikut serta Kongres Perempuan Indonesia ke II Juli 1935 di Jakarta.
- Mendirikan Biro Konsultasi untuk melindingi wanita dan anak-anak dan lain-lain badan sosial (pendidikan) kebudayaan baik nasional atau pun internasional.
- 1945: anggota BPUPKI

Setelah kemerdekaan:

- Pegawai Kementerian Kehakiman, penghubung antara Pemerintah RI dengan tentara Sekutu (Kementerian Luar Negeri)
- Menteri Sosial RI (1946-1947).
- Sekterariat Perdana Menteri/Dewan Menteri, Direktur Kabinet Perdana Menteri (1947-1962).
- Pegawai Tinggi pada Sekretariat Negara (1962-1967).
- Anggota DPA (1968-1973)

Tanda penghargaan RI:

- Bidang Mahaputera Utama No.058 Tahun 1973.
- Satyalancana Peringatan Perjuangan Kemerdekaan No.Skep.228 Tahun 1961.
- Satyalacana Karya Satya Kelas II
- Perintis Kemerdekaan No.Pol.4/VII/87/PK.

Itulah dua sosok anggota BPUPKI asal Serang Banten yang namanya tercatat dalam dokumen risalah sidang PPKI dan BPUKI.***

Editor: Ken Supriyono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x