Di antaranya, Europeesche Lagere School (ELS), Sekolah Desa, Hollandsch-Chineesche School (HCS), Hollandsch-Inlandsche School (HIS), Sekolah Katolik Roma, dan Frobel School.
Tak terkecuali, Normaal School. Sekolah khusus guru, yang Gedung sekolahnya kini dijadikan Markas Komando Resort Militer (Korem) 064/Maulana Yusuf Serang.
Banyaknya sekolah itu tidak lepas dari kedudukan Serang sebagai Ibukota Keresidenan Banten. Masa ketika pemerintah kolonial berhasil menundukkan kekuasaan Kesultanan Banten secara penuh.
Masa pemerintahan kolonial, Kota Serang menjadi satu-satunya tempat yang paling ramai. Dokumen yang tertuang dalam buku Banten dan Pembaratan: Sejarah Sekolah 1833-1942 Mufti Ali menyebut, lebih dari 200 orang Eropa dan ratusan orang Tionghoa.
Belum lagi, orang-orang perantau dari Arab dan bangsa timur Asia lainnya. “Orang-orang Eropa itu umumnya para pejabat tinggi,” ungkapnya.
Baca Juga: Sejarah Awal Orang China Masuk Banten: Temuan Artefak hingga Peranan di Masa Kesultanan Banten
Kota Serang juga berstatus sebagai ibukota afdeeling Serang atau wilayah administratif setingkat Kabupaten.
Karenanya, banyak juga tinggal keluarga pejabat pribumi. Mulai dari bupati, patih, jaksa, wedana, penghulu kepala, mantri guru, juru tulis, mantri polisi, hingga penilik.