Namun, hal tersebut berubah berkat usaha seorang dokter pertama di Belanda, Aletta Jacobs pada tahun 1911.
Melalui desakan, akhirnya Gubernur Jenderal A. W. F Idenburg mengizinkan wanita bergabung ke STOVIA.
Marie mulai belajar di STOVIA pada tahun 1912 dan telah menyelesaikan studinya pada tahun 1922.
Baca Juga: Vaksinasi Tahap Kedua Mulai Dilaksanakan Hari Ini, Begini Mekanisme Pendaftaran Dapat Vaksin Corona
Dia memulai karirnya di Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (CBZ), sebuah rumah sakit utama di Batavia.
Selanjutnya, dia berpindah tempat mulai dari Medan, Manado, hingga berbalik ke Batavia.
Dia juga berkarir di Runah Sakit Budi Kemuliaan yang di induki yayasan STOVIA.
Baca Juga: Tanpa Neymar, Hattrick Mbappe Permalukan Barcelona 4-1 di Camp Nou
Baca Juga: Mirip Zoom tapi Rasa Podcats, Ini Aplikasi Clubhouse, Media Sosial Baru yang Dipopulerkan Elon Musik
Marie menjadi dokter wanita pertama di Indonesia yang menggunakan alat pengaturan kelahiran dan intrauterine device (alat kontrasepsi).