Mengenal Vihara Avalokitesvara: Tempat Perayaan Imlek dan Jejak Toleransi Budaya Masyarakat di Banten

- 11 Februari 2021, 05:00 WIB
Patung Dewi Kwan Im di Vihara Avalokitesvara, Kasemen, Kota Serang, Provinsi Banten.
Patung Dewi Kwan Im di Vihara Avalokitesvara, Kasemen, Kota Serang, Provinsi Banten. /Ken Supriyono/SERANG NEWS/

Baca Juga: Imlek 2021, Nian Go atau Kue Keranjang Selamatkan Banyak Orang dari Kelaparan

Informasi dari sumber yang saya dihimpun, vihara ini tidak bisa dilepaskan dari sosok Syarif Hidayatullah atau yang lebih dikenal Sunan Gunung Jati.

Sebab, menurut On Kim yang dikutip dari buku Etnis Cina di Banten karya Suhaedi bersama Yanwar Pribadi, Ade Fakih Kurniawan dan Dede Sunardi, Vihara Avalokitesvara dibangun Ong Tien Nio, seorang keturunan Tionghoa yang merupakan istri Sunan Gunung Jati.

Sumber tersebut menyebut Vihara ini berdiri sejak abad ke-16 atau tahun 1542. Awalnya, lokasi wihara berada di Desa Dermayon. Lalu, dipindahkan pada 1774 ke lokasi yang sekarang ini.

“Sebagai bentuk penghormatan atas pendiri patung ini, patung Ong Tien Nio ditempatkan tepat di depan patung Dewi Kwan Iim di tempat pemujaan,” kata Sosiolog Banten H.S. Suhaedi.

Baca Juga: Sejarah Oeridab, Uang Banten di Masa Darurat Pemerintahan Indonesia (2) Desain Jenis Pecahan Uang

Menurutnya, Vihara Avalokistesvara ini tidak hanya sekadar bangunan bersejarah atau tempat ibadah.

“Keberadaannya menjadi simbol masyarakat Banten masa itu mampu mewariskan keharmonisan dalam menghadapi perbedaan yang ada,” ujar staf pengajar di Universitas Sultan Maulana Hasanuddin Banten ini.

Menjelang Imlek datang Vihara Avalokitesvara biasanya lebih ramai dari hari biasanya.

Di bagian lain, sejarawan Banten Mufti Ali mengatakan, wihara ini bentuk dari perhatian Kesultanan Banten kepada warga Tionghoa. Terlebih, seiring ramainya mereka datang ke Banten, banyak nonpedagang seperti rohaniawan yang ikut masuk ke Banten.

Halaman:

Editor: Ken Supriyono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x