Mewarisi Spirit Raden Mas Tirto Adhi Soerjo

- 7 Desember 2020, 10:21 WIB
Bapak Pers Nasional Tirto Adhi Soerjo.
Bapak Pers Nasional Tirto Adhi Soerjo. /Ken Supriyono/Serang News/

Baca Juga: Sejarah Oeridab: Uang Banten di Masa Darurat Pemerintahan Indonesia (1) Dicetak pada Orang China

Baca Juga: Senjata Pena Tirto Adhi Soerjo, Mas Marco Kartodikromo: Pengguncang Bumiputra Bangun Dari Tidurnya

Orang Indonesia pertama yang terjun di bidang sosial untuk mencarikan kerja dan memberikan bantuan hukum tanpa bayar. Bumiputera pertama yang mendirikan organisasi modern, berwawasan global yang suaranya disebarluaskan ke penjuru tanah air lewat surat kabarnya dengan memakai bahasa Melayu, sebagai bahasa bangsa terperintah, bukan bahasa Jawa atau Belanda.

Dan, Tirto Adhi Soerjo adalah orang Indonesia pertama yang mempelopori gerakan perempuan Hindia (Indonesia masa Hindia Belanda) dengan didukung tidak kurang 35 pengarang wanita, yang tersebar di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Tirto Adhi Soerjo pula, seorang bumiputera pertama yang mendirikan perseroan terbatas alias NV (Naamlooze Vennotschap) dan mengajarkan bangsanya berniaga, serta mendirikan serikat dagang tanpa perlu pakai modal sendiri, akan tetapi pinjam dari bank dan gotong royong dana dari masyarakat.

Kendati demikian, seperti terjadi pada umumnya para pejuang kemerdekaan, ia (sengaja) dikalahkan, ditumpas, dicerabut perannya dan mungkin juga terlupakan namanya oleh hiruk pikuk dunia perpolitikan masa itu yang bergerak cepat.

Tirto Adhi Soejo diasingkan di masa akhirnya dari jalan sunyi “garis perjuangan” yang dipilihnya. Dan, tepat pada 7 Desember 1918, Sang Pemula, telah berpulang untuk selamanya dalam pelukan sahabatnya, Raden Goenawan. Di hari itu, jenazah Sang Pemula disemayamkan di Manggadua, Betawi (Jakarta). Tidak ada iring-iringan besar dan orang-orang besar yang ikut serta menghantarkan, tidak ada pidato-pidato pelepasan, tidak ada yang menceritakan jasa-jasa dan amalnya dalam hidupnya yang begitu Panjang.

Tirto Adhi Soerjo tetaplah 'Sang Pemula'. Cermin dari manusia yang berjuang mencapai cita-cita untuk memerdekakan bangsanya. Semua telah ia berikan untuk kemajuan bangsa dan negerinya; kemauan, gagasan, kemurahan, dan kebaikan, usia muda, juga harta, jiwa raganya.

Baca Juga: Jejak Bersejarah Hotel Voos Kota Serang (2/selesai) Kisah Pengibaran Merah Putih Pertama di Banten

Kendati merasakan kesunyian di penghujung hidupnya, bukan berarti Tirto Adhi Soerjo tak diingat orang. Nama dan pikirannya mewarisi semangat bagi generasi setelahnya sebagai penyuluh kemanusiaan di bumi manusia. Jalan sunyi Sang Pemula, menampatkan Tirto Adhi Soerjo sebagai Bapak Pers Nasional, dan resmi menyandang Pahlawanan Nasional pada 10 November 2006.

Kini dunia pers telah berkembang pesat dalam gerak kemajuan teknologi informasi dan tantangan zaman. Kiranya menjadi penting bagi kita semua memilih jalan pers sebagai profesi dan pengabdian, mewarisi sekaligus melanjutkan cita-cita luhur Tirto Adhi Soerjo menjadikan pers sebagai alat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Halaman:

Editor: Ken Supriyono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x