SERANG NEWS – Tirto Adhi Seorjo dinobatkan sebagai Bapak Pers Nasional atau Bapak Pers Indonesia sekaligus Pahlawan Nasional.
Tirto Adhi Soerjo yang bersekolah di STOVIA, sekolah dokter masa kolonial, justru memilih jalan hidup dan mengabdikan pada bangsanya lewat jalan jurnalistik dan pergerakan.
Bakat menulisnya dimulai sebagai penulis lepas di berbagai surat kabar pada masanya. Lalu, membantu berbagai surat kabar. Di antaranya, Kabar Hindia Olanda yang dipimpin Alex Regensburg, Pembrita Betawi pimpinan Overbeek Bloem, dan Pewarta Priangan yang terbit di Bandung.
Baca Juga: Tujuh Jalan Perjuangan Tirto Adhi Soerjo, Dari Jurnalis, Dokter hingga Pergerakan Kebangsaan
Kemampuannya sebagai jurnalis semakin matang saat berjumpa Karel Wijbrand, Pemimpin Redaksi De Sumatra Post dan Niews van den Dag. Pengaruh Wijbrand tidak hanya dalam dunia tulis. Titro juga belajar seluk beluk pengelolaan media, ilmu hukum, hingga tata pemerintahan.
Menjelang 1903, Tirto hijrah ke Bandung dan Cianjur. Di Kota ini, ia mendirikan surat kabar bernama Soenda Berita. Koran berbasis lokal pertama yang dikelola sendiri seorang Bumiputera.
Perjalanannya membidani media berkembang lebih jauh. Pada Januari 1907 ia terbitkan Medan Prijaji. Bersamaan perkembangannya, media lainnya seperti Poetri Hindia, Soeloeh Keadilan juga diterbitkannya.
Media dijadikannya sebagai alat perjuangan. Tirto Adhi Soerjo menyebutnya sebagai mengawal pikiran umum. Membela bangsa, yang ia sebut sebagai bangsa terperintah.
Baca Juga: Tirto Adhi Soerjo Pelopor Pers Perempuan Indonesia Bernama Poetri Hindia