Tanggapi Polemik Hukum Wayang, Sekum PP Muhammadiyah Beri Jawaban Bijak: Wayang Media Dakwah yang Membumi

19 Februari 2022, 06:37 WIB
Ilustrasi wayang. /SerangNews.com./Ken Supriyono/

SERANG NEWS – Polemik soal hukum wayang masih terus menjadi sorotan publik. Hal ini menyusul penggalan video ceramah Khalid Basalamah soal wayang.

Menanggapi polemik soal hukum wayang, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti memberi jawaban yang arif dan bijak.

Menurutnya, wayang menjadi media dakwah yang bisa diterima semua lapisan kalangan. Bahkan, telah ada jejaknya dalam sejarah Islam di Indonesia.

"Dalam sejarah Islam, wayang merupakan media dakwah yang efektif dan membumi serta diterima semua kalangan," katanya dikutip SerangNews.com, Sabtu 19 Februari 2022.

Baca Juga: Aktifkan Siaran Wayang Kulit Rutin, Ternyata TNI AL Punya Kapal Selam Tempur dari Panah Sakti Arjuna

Karena itu, Abdul Mu'ti menilai, sesuatu yang baik dan telah menjadi nilai luhur bangsa perlu dirawat.

Selain itu perlu kembali dipupulerkan kepada masyarakat untuk mengajak dalam hal kebaikan.

"Sekarang ini, kesenian yang berbasis dan mengakar di masyarakat justru perlu dipopulerkan sebagai bagian dari pelestrasian budaya luhur bangsa," katanya.

Sebelumnya telah beredar penggalan video Khalid Basalah setahun yang lalu yang diduga mengharamkan wayang.

Baca Juga: Heboh Ceramah Khalid Basalamah, Budayawan hingga Pejabat Negara Kompak Bicara Wayang

Namun, pihak Khalid Basalamah telah melakukan klafifikasi tas video yang tersebar luas di media sosial tersebut.

Dalam klarifikasinya, Basalamah menyampaikan tiga hal. Pertama lingkupnya dalam pengajian dan jawabannya kepada si penanya.

“Saat ditanyakan masalah wayang, saya mengatakan alangkah baiknya dan kami sarankan, kami sarankan agar menjadikan Islam sebagai tradisi jangan menjadikan tradisi sebagai Islam dan tidak ada kata-kata saya di situ mengharamkan,” kata dikutip SerangNews.com dari Instagram @khalidbasalahaofficial.

Baca Juga: Ada Gamelan dan Wayang, Ini Warisan Budaya dan Dakwah Sunan Bonang yang Populer hingga Masa Kini

“Saya mengajak agar menjadikan Islam sebagai tradisi, makna kata-kata ini juga kalau ada tradisi yang sejalan dengan Islam, tidak ada masalah dan kalau bentrok sama Islam ada baiknya ditinggalkan, ini sebuah saran,” sambungnya.

Kedua, lanjut Basalamah, saat penanya menanyakan bagaimana taubatnya dalang.

“Maka saya sebagai seorang dai muslim menjawab umumnya seorang muslim beratubat dan seorang muslimin merasa bahagai kalau diajak taubat dan jawabannya taubat nasuha,” ucapnya.

 Baca Juga: Cerita di Balik Kemunculan Tokoh Punakawan dalam Alur Dakwah Wali Songo Gunakan Wayang

Kemudian jawaban yang ketiga, Basalamah mengatakan, berkaitan dengan jawabannya yang kedua terkait soal istilah dimusnahkan.

“Jadi kalau ada orang bertaubat misalnya di sini dia seorang dalang, kalau dia tidak mau lagi melakukan itu, maka mau diapakan ini wayang-wayang itu? Saya katakan secara individu itu musnahkan. Sebatas itu,” paparnya.

“Saya sama sekali tidak berpikir ataupun punya niat untuk menghapuskan ini dari sejarah nenek moyang Indonesia atau misalnya menyuruhmu dalang-dalang bertaubatlah kepada Allah atau misalnya wayang semua dimusnahkan,” lanjutnya.

Di akhir klarfikasinya, Khalid Basalamah menyampaikan permohonan maaf.***

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Instagram ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler