SERANG NEWS –Berikut sejarah perayaan Imlek yang kita kenal sebagai hari raya orang Tionghoa.
Tahun Baru Cina akan berlangsung selama 15 hari berturut-turut dan berakhir dengan Festival Lentera.
Biasanya, beberapa daerah akan menyalakan kembang api, melakukan parade, barongsai, yang bisa ditemukan di jalan-jalan kota besar seperti di Jakarta, Bandung dan Surabaya.
Baca Juga: Hai Bund, Berikut Ini Manfaat Kacang Bagi Kesehatan Tubuh, Bisa Mencegah Kanker
Tahun baru imlek 2021 dirayakan pada hari ini, Jumat 12 Februari 2021. Imlek 2572 dalam penanggalan kepercayaan Tionghoa ini menandai dimulainya tahun Kerbau Logam.
Di Indonesia diketahui ada sejumlah daerah dengan mayoritas ditempati oleh warga Tionghoa contohnya daerah Singkawang, Medan, Riau, Pontianak dan lain-lain.
Bukan hanya Imlek, ternyata warga Tionghoa juga memiliki beberapa perayaan penting antara lain Chun Jie, Cap Go Meh, Yuan Xiao, Qing Ming, Dong Zhi dan lain-lain.
Baca Juga: Hutan GBK Senayan Jadi Tempat Wisata, Mirip Central Park Yang Ada di New York!
Namun yang menjadi identitas bagi etnis Tionghoa di seluruh dunia adalah Chun Jie atau di Indonesia disebut juga dengan istilah Tahun Baru Imlek.
Perayaan imlek sendiri dirayakan oleh seluruh orang Tionghoa. Namun, penamaan yang berbeda.
Kata Imlek sendiri hanya disebutkan di Indonesia saja, sedangkan di China menyebutnya dengan chunjie.
Baca Juga: Imlek 2572, Inilah Ramalan Shio Kurang Beruntung Hari Ini Jumat 12 Februari 2021
Di Tiongkok, perayaan chunjie memiliki arti yakni menyambut musim semi.
Seperti diketahui di Tiongkok terdapat empat musim yang salah satunya adalah musim semi. Sesuai penanggalan, musim semi di negara tersebut biasa terjadi di bulan Februari sehingga chunjie juga bisa disebut sebagai perayaan menyambut musim semi yang hangat.
Di Indonesia, penamaan chunjie sendiri menjadi tidak tepat karena negara Indonesia hanya memiliki dua musim, yaitu musim panas dan hujan.
Negara tropis ini tidak mengalami musim semi, sehingga kata chunjie tidak tepat.
Maka, di Indonesia disebut dengan perayaan Tahun Baru Imlek.
Kata Imlek sendiri berasal dari dialek Hokkian yang dalam bahasa Mandarin disebut yin li.
Yin li berarti lunar calendar atau kalender lunar, artinya penanggalan yang dihitung berdasarkan peredaran bulan.
Di negara-negara lain, mereka memiliki istilah masing-masing untuk menyebut nama perayaan Tahun Baru China.
Baca Juga: Warga Pandeglang Nyaris jadi Mangsa Buaya Saat Sedang Mencari Kerang
Selain disebut sebagai Imlek, ada sebagian orang yang menyebutnya dengan istilah sincia.
Sama seperti kata Imlek, sincia juga berasal dari bunyi dialek Hokkian, yang dalam bahasa Mandarin disebut xin zheng (dibaca: sin ceng).
Istilah xin zheng sendiri merupakan singkatan dari istilah xin zheng yue yang artinya bulan pertama yang baru.
Baca Juga: Libur Imlek, Pemkab Serang Larang ASN Berlibur
Dalam dialek Hokkian, istilah xin zheng yue dibaca sebagai sin cia gwe. Maka itu, beberapa orang Tionghoa memudahkan pelafalannya menjadi sincia.
Sementara untuk penyebutan Gong Xi Fa Cai sendiri banyak memiliki sejumlah arti.
Dalam kamus bahasa, penyebutan Gong Xi Fa Cai sudah begitu akrab di telinga warga Indonesia saat perayaan Imlek. Mereka mengartikan Gong Xi Fa Cai sebagai ucapan selamat Tahun Baru China.
Baca Juga: 7 Cara Sederhana Agar Tidur Tidak Ngorok, Salah Satunya Ganti Posisi Tidur
Padahal, kata Gong Xi Fa Cai bukan berarti selamat Tahun Baru Imlek.
Dirangkum dari berbagai sumber, kata Gong Xi Fa Cai secara harfiah diartikan sebagai ungkapan doa dan harapan agar banyak mendapat kekayaan atau kemakmuran. ***