Ziarah Kubur Jelang Ramadan, UAH Ingatkan Jangan Lakukan Kebiasaan Jahiliah Ini di Depan Makam

24 Maret 2022, 18:35 WIB
Ziarah Kubur Jelang Ramadan, UAH Ingatkan Jangan Lakukan Kebiasaan Jahiliah Ini di Depan Makam. /Tangkapan layar YouTube/Adi Hidayat Official//

SERANG NEWS- Sebelum memasuki bulan Ramadan tahun ini, masyarakat Indonesia biasanya melakukan ziarah kubur untuk mendoakan orang tua dan saudara yang telah meninggal dunia.

Ziarah kubur sebenarnya baik, jika didasari dengan niat baik. Selain untuk mendoakan orang yang telah meninggal dunia, sekaligus mengingatkan akan kematian.

Namun ada saja dari sebagian orang yang berziarah kubur justru melakukan kebiasaan Jahiliah yang justru akan mendatangkan siksa bagi para penghuni kubur.

Oleh sebab itu Rasulullah SAW pernah melarang ziarah kubur, lantaran khawatir kebiasaan pada masa jahiliah masih akan dilakukan para sahabat yang masih lemah imannya.

Baca Juga: Fitnah UAH dan Donasi Palestina, Zulkifli Hasan: Saya Sedih, Jangan Benturkan Negara dengan Islam!

Namun ketika melihat imam para sahabat semakin kuat, Rasullullah SAW memperbolehkan ziarah kubur agar mengingat akan kematian. Bahwa mahluk yang bernyawa pasti akan mati.

Dikutip SerangNews.com dari kanal YouTube Audio Dakwah yang tayang 10 April 2018 lalu tentang ceramah Ustad Adi Hidayat (UAH) berjudul 'Ziarah Kubur Dilarang Jika Melakukan Ini dijelaskan yang dimaksud kebiasaan jahiliyah.

Dalam ceramah itu, UAH ditanya oleh seorang jamaah yang hadir soal mengenai ziarah kubur ke makam para wali.

Pertanyaan jamaah tersebut kira-kira seperti ini.

Baca Juga: Lawan Fitnah Haters, UAH Beberkan Bukti Transfer Donasi Palestina, Tebalnya 625 Halaman

"“Orang tua saya sering ikut rombongan ziarah wali songo. Saya takut ayah saya terjebak dalam syirik. Jika dilarang ayah tidak mau, bagaimana cara saya berdakwah kepada ayah saya?” ujar penanya tersebut.

Usai mendengar pertanyaan itu, UAH terlebih dahulu menjelaskan definisi ziarah itu sendiri. Dikatakan UAH bahwa ziarah itu tak melulu soal datang ke makam.

Namun lebih luas dari itu, bahwa ziarah itu mengujungi baik orang yang masih hidup ataupun yang telah meninggal dunia.

UAH pun mengatakan boleh melakukan ziarah kubur, dan hal yang harus dilakukan dalam ziarah kubur adalah mendoakan orang yang meninggal.

UahBaca Juga: UAH Lapor Bareskrim, Terkait Fitnah Gelapkan Donasi Palestina

Soal ziarah kubur pernah dilarang oleh Rasulullah SAW, kata UAH lantaran iman para sahabat masih lemah. Namun ketika sebaliknya, Rasulullah memperbolehkan kembali ziarah kubur.

Ustad Adi Hidayat pun menjelaskan, kebiasaan orang-orang jahiliah dulu jika ada orang yang meninggal orang-orang meratap-ratap untuk menunjukkan jika orang yang meninggal adalah orang yang baik.

Bahkan disebutkan saat ziarah kubur terdapat penyewaan orang untuk menangis dan meratap-ratap di kuburan orang yang baru meninggal.

Kebiasaan itulah yang kini harus dihindari oleh para peziarah kubur agar tak membawa kebiasaan jahiliyah.

UahBaca Juga: Dukung UAH Berikan Pelajaran Haters Fitnah Donasi Palestina, Ustad Hilmi Firdausi: Umat Berdonasi Mereka Ribut

Oleh karena itu sebaiknya dalam berziarah kubur hal yang dilakukan adalah mendoakan orang yang meninggal dengan membacakan doa yang diajarkan Rasulullah SAW.

Berikut ini doa yang dimaksud UAH yang dikutip dari aplikasi HaditsSoft:

“Assalaamu ‘alaikum ahladdiyaar minalmu’miniina walmuslimiin wa innaa in syaa Allah laahiquun asalullah lanaa walakumul ‘aafiyah.”

Artinya:

“Semoga keselamatan tercurah bagi penghuni (kubur) dari kalangan orang-orang mukmin dan muslim dan kami insya Allah akan menyusul kalian semua. Saya memohon kepada Allah bagi kami dan bagi kalian Al 'Afiyah (keselamatan).” [HR.Muslim: 1620]

UAH pun mewanti-wanti saat ziarah kubur berdoa meminta kepada Allah SWT dengan perantara lewat orang yang sudah meninggal tersebut.

“Yang tidak boleh, minta-minta di kuburan,” tegas UAH.***

Editor: Muh Iqbal Zikri

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler