Debat Calon Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah vs Narsul Ulum Menyoal Pendidikan dan Masalah Sampah

- 19 November 2020, 13:14 WIB
Debat kandidat Calon Bupati dan Wakil Bupati di Pilkada Kabupaten Serang, Ratu Tatu Chasanah-Pandji Tirtayasa (kiri) dan Nasrul Ulum-Eki Baihaki (kanan).
Debat kandidat Calon Bupati dan Wakil Bupati di Pilkada Kabupaten Serang, Ratu Tatu Chasanah-Pandji Tirtayasa (kiri) dan Nasrul Ulum-Eki Baihaki (kanan). /Doc. KPU Kabupaten Serang

SERANG NEWS - Debat kandidat perdana Pilkada Kabupaten Serang 2020, pada Rabu 18 November 2020 menyajikan saling tanya jawab antara kandidat Bupati. Masalah pendidikan dan sampah menjadi topik yang mereka lemparkan sebagai topik perdebatkan.

Calon Bupati nomor urut 1 Ratu Tatu Chasanah mendapat kesempatan bertanya kepada rivalnya dengan mempertanyakan soal pendidikan di Kabupaten Serang.

Kata dia, dalam menjalankan tata kelola pemerintahan dan membuat program harus terukur indikatornya baik secara makro ataupun mikro.

"Saya ingin menanyakan program ril apa yang ingin dilakukan Pak Nasrul dan Eki untuk meningkatkan IPM, lebih khusus lagi meningkatkan rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah di Kabupaten Serang?" ujarnya.

Baca Juga: Ini Tawaran Solusi Atasi Covid-19 Calon Bupati Serang saat Debat Perdana Pilkada Kabupaten Serang

Menjawab pertanyaan itu, Nasrul menjawab dengan memaparkan lebih dahulu angka pertisipasi murni (APM) di Kabupaten Serang.

"Menurut kami, tingkatkan APM murninya lebih dahulu, angka partisipasi murni minat sekolah siswa di Kabupaten Serang, karena APM Kabupaten Serang masih di bawah Provinsi Banten, jaraknya luar biasa," katanya.

"Jadi kami akan menekankan APM di Kabupaten Serang SD dan SMP sama dengan yang ada di Provinsi Banten dengan menggunakan pertama kita memberikan siswanya angkutan sekolah dengan angkutan umum," lanjut Nasrul.

Selain itu, peningkatan insetif guru dan sertifikasi guru honorer juga yang ditawarkan Nasrul. "Gurunya kita berikan tingkatkan insentifnya, dan untuk guru honorer kita akan dorong sertifikasi, yang belum S1 kita akan berikan beasiswa S1, yang sudah S1 kita akan berikan S2," paparnya.

Baca Juga: Debat Pilkada Kabupaten Serang, Eki Sebut Pungli Calo Tenaga Kerja, Tatu: ini Warisan Terdahulu

Tatu seperti tak puas dengan jawaban penantangnya. "Yang saya maksud bukan itu Pak Nasrul," cetusnya.

Ia lantas memaparkan bahwa rata-rata lama sekolah di Kabupaten Serang masih tujuh tahun.

"Itu karena ketika Kota Serang memisahkan diri itu, banyak lulusan SMA, sarjana, bahkan profesor tinggalnya di Kota Serang, bukan di Kabupaten Serang," ungkapnya.

Selain itu, aparatur sipil negara (ANS) di Kabupaten Serang yang juga banyak tinggal di Kota Serang.

Baca Juga: Tito Keluarkan Instruksi, Kepala Daerah Harus Tegas Tindak Kerumunan  

"Jadi bentuk program riilnya seperti apa? Yang tadi Pak Nasrul jawab itu tidak menjawb yang saya tanyakan terkait rata-rata lama sekolahnya. Kemudian harapan lama sekolahnya, misal kita rata-rata sekolahnya apa? itu tidak menjawab yang saya tanyakan," ucap Tatu.

Narul lalu diberi kesempatan untuk menanggapi ulang pernyataan calon petahana.

"Saya paham maksud ibu. Jadi tadi maksudnya partisipasi sekolahnya, tingkat berapa tahun sekolahnya. Kita akan memeratakan akreditasi sekolahnya lebih dahulu karena sekarang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan zonasi sekolah," katanya.

Kata dia, saat ini di Kabupaten Serang sekolah yang ada di pedesaaan dan perkotaan sangat berbeda.

"Pemerataan akredisi A untuk sekolah unggulan untuk SD dan SMP dari perkotaan sampai pedesaan, dengan itu Insyallah pemeretaan di Kabupaten Serang untuk partisipasi sekolah yang ada di Kabupaten Serang," ujarnya.

Baca Juga: 25 Pegawai Ombudsman Positif Covid-19, dari Komisioner hingga Tenaga Kebersihan

Setelah menjawab, Nasrul mendapat giliran untuk menanyakan kepada Tatu. Ia memulai pertanyaannya dengan menceritakan pengalamannya selama turun ke masyarakat dan melihat persoalan sampah menjadi masalah yang dilihatnya.

"Bagaimana ibu mengelola sampah di Kabupaten Serang karena soal sampah menjadi polemik di masyarakat saat ini. Bukan hanya di Anyer, di wilayah perkoataan, industri Kramatwayu, saya melihat sendiri," kata Nasrul.

Menjawab pertanyaan itu, Tatu mengaku sudah sering menyampaikan kepada masyarakat bahwa sampai menjadi persoalan bersama.

"Karena ini saya menekankan kepada masyarakat bahwa ini persoalan sampah harus diselesaikan mulai dari rumah, kita harus membiasakan sampah di satu tempat, padahal kita harus membiasakan membuang sampah itu di tempat yang beda," ujarnya.

Baca Juga: Pegawai BUMN dan ASN di Kota Serang Dilaporkan Positif Covid-19, per 18 November Total Kasus 669

Kata dia, Kabupaten Serang masih punya banyak lahan. "Kalau kita bisa membedakan (sampah organik dan organik) itu bisa jadi organik, kita bisa menggali tanah, menutupnya dan menjadi kompos," ucapnya.

Untuk sampah organik, lanjut Tatu, dirinya sudah menekankan kepada Pemerintah Desa membuat bank sampah. Apalagi sejak Cilowong diserahkan kepada Pemkot Serang, kata Tatu, Pemkab Serang tidak memiliki tempat pembuangan sampah akhir.

"Cilowong masuk Kota Serang dan kita Kabupaten Serang belum punya pembuangan sampah akhir dan pembuangan sampah di Kota Serang ke kita dibatasi 120 ton, sedangkan Kabupaten Serang masyarakatnya menghasilkan sampah 700 ton," ucapnya.

Baca Juga: Pjs Bupati Serang : Prioritaskan Logistik Pilkada untuk Pulau Terluar 

"Ini memang bukan hal mudah bagi kami, tetapi kami sudah punya rencana dan harusnya tahun ini mesin pengelolaan sampah sudah kami beli, dua buah dan itu akan kami simpan di Anyer dan Serang Timur. Tapi karena Pandemi Covid 19 dana untuk mesin untuk pengelolaan sampah direfokusing," tambah Tatu.

Seperti saat dibantah Tatu saat dirinya menjawab, Nasrul juga melakukan hal yang sama. "Ibu sudah menjabat satu periode, kenapa baru berbicara saat pandemi. Beberapa tahun ke belakang seperti apa?" cetusnya.

Seharusnya, lanjutnya, sebagai Pemerintah Daerah bisa memberikan instruksi kepada Pemerintah Desa-desa untuk membentuk bank sampah. Apalagi Kabupaten Serang belum memiliki TPSA.

Baca Juga: Satgas Sebut 17 Daerah Penyelenggara Pilkada Beresiko Tinggi Covid-19, Salah Satunya Cilegon

"Seharunya Pemkab mendorng bank sampah di setiap desa-desa dan mengelola sampah tersebut supaya sampah di Kabupaten Serang tidak menjadi polemik," cetus Nasrul.

Tatu menjawab bahwa bank sampah sudah diinstruksikan keapda desa-desa. Lalu soal anggaran, Tatu mengatakan punya keterbatasan karena sejak awal penyusunan RPJMD anggaran diprioritaskan ke pembangunan infrastruktur jalan.

Anggaran yang tidak kecil karena hampir seluruh jalan kabupaten yangg 600 kilometer hampir seluruh kondisi jalannya rusak berat," ucapnya.

Baca Juga: Hendak Masang Rangka Baja, Dua Pekerja Kesetrum Listrik Tegangan Tinggi, Satu Tewas 

Tatu pun kembali mengungkap kepemimpinan sebelumnya. Tragis masyarakat Kabupaten Serang ketika saya menjabat marah, itu warisan dari sebelumnya," kata Tatu.

"Ketika masyarakat marah, masyarakat menanami dengan pohon pisang, lalu jalan dikasih ikan. Ini berati darurat di tengah masyarakat. Oleh sebab itu kami membuat Perda percepatan infrastruktur jalan dengan jajaran dewan dan menyelesaikan persoalan," tambahnya.***

Editor: Ken Supriyono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah