MUI Kota Serang Minta Warga yang Peringati Maulid Nabi Muhammad Perhatikan Protokol Kesehatan  

28 Oktober 2020, 12:30 WIB
Ornamen Panjang Mulud Masyarakat Kota Serang yang digelar pada Hari Maulid Nabi Muhammad. /Serang News

 

SERANGNEWS.COM – Peringatan Maulid Nabi Muhammad tahun ini akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Terlebih dengan adanya pandemi Covid-19 yang masih terjadi.

Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Serang Amas Tadjuddin mengatakan, peringatan Maulid Nabi biasanya dilakukan dengan berbagai macam kreasi yang menjadi tradisi masyarakat.

Akan tetapi, bersamaan dengan terjadinya pandemi Covid-19, Amas mengajak agar masyarakat melaksanakan Maulid Nabi Muhammad secara sederhana.

Baca Juga: Hari Sumpah Pemuda, Wapres Ma’ruf Amin Ajak Pemuda Putus Rantai Penularan Covid-19  

“Sehubungan pandemi Covid-19, maka setiap kerumunan masa yang berpotensi dapat menjadi klaster baru penyebaran virus, sebaiknya disederhanakan mengingat protokol kesehatan perlu diterapkan secara ketat,” katanya kepada Serangnews.pikiran-rakyat.com, Rabu 28 Oktober 2020.

Menurutnya, bukan hanya tradisi Panjang Mulud yang biasanya dilakukan warga Kota dan Kabupaten Serang. Melainkan juga aktivitas yang dapat mengundang terjadinya kerumunan masa tanpa mengindahkan protokol kesehatan.

“Jadi bukan hanya peringatan maulid saja, tetapi seluruh kegiatan masyarakat dalam berbagai bentuknya dapat ditunda dan atau disederhanakan,” kata Amas.

Baca Juga: Cerita Menkopolhukam Saat Anaknya Dipermainkan Pejabat Publik

Namun Amas tidak melarang adanya peringatan Maulid Nabi Muhammad yangakan dilaksanakan oleh masyarakat. “Jika tetap dilaksanakan seperti hajatan wajib menerapkan protokol kesehatan,” katanya.

Ia mengajak masyarakat muslim untuk tetap khidmat memperingati Maulid Nabi Muhammad. “Mari kita memperbanyak baca salawat, dzikir, doa, berinfaq dan shadaqoh pada hari Maulid Nabi,” ucapnya.

“Peringatan Maulid dengan berbagai macam kreasi termasuk Panjang Mulud di Serang, ngariung ngatir di Rangkasbitung, ngabakakak kotok dan nasi tumpeng di Pandeglang, adalah tradisi yang baik untuk terus dilakukan,” sambung Amas.

Baca Juga: Pastikan Vaksin Covid-19 Sesuai Standar dan Halal, Pemerintah Gandeng WHO dan MUI

Semua tradisi tersebut dilakukan masyarakat sebagai bentuk motivasi dan inspirasi untuk terus mencintai Nabi Muhammad Saw. Sekaligus mengingat perjuanganya menyampaikan ajaran Islam di Jazirah Arab hingga berbagai negara di dunia dan pelosok Nusantara. “Sampai hari ini Islam hadir di tengah tengah kita dan Islam telah ada di Nusantara jauh sebelum Indonesia ada,” tungkasnya. ***

 Baca Juga: Bagi Para Orang Tua, Perhatikan Pesan Soal Empat Pilar Kesehatan Bagi Anak

Baca Juga: Lelang Jabatan Sekda Kota Serang Belum ada Pendaftar, Ini Nama Lima pejabat Penuhi Syarat 

Editor: Ken Supriyono

Tags

Terkini

Terpopuler