Benarkah Bencana Alam Pertanda Masuk Zaman Kutukan, Simak Petuah Ronggowarsito

- 18 Januari 2021, 14:26 WIB
Ilustrasi Gunung Meletus.
Ilustrasi Gunung Meletus. /Pixabay/StockSnap./

SERANG NEWS - Baru memasuki awal tahun 2021, Indonesia sudah dihadapkan pada cobaan berat. 

Beberapa peristiwa bencana alam terjadi di bumi Pertiwi, tanah subur nan elok ini. 

Dimulai dari jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, longsor Sumedang yang menelan puluhan korban jiwa. 

Belum usai duka atas dua bencana tersebut, Indonesia kembali, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) diterjang bencana banjir bandang. 

Baca Juga: Breaking News: Gelombang Tinggi Hantam Pusat Belanja Pantai Manado   

Baca Juga: Lagi Asyik Tidur, Bandar Sabu Dicokok Polres Serang Kota, Pengakuannya Mengejutkan Petugas

Belum kering air mata, gempa berkekuatan 6,2 Magnitudo meluluhlantakkan Sulawesi Barat (Sulbar) tepatnya di Mamuju dan Majene. 

Duka kembali bertambah saat banjir dan longsor menerjang Manado 6 orang meninggal, 500 lebih warga terdampak pasca bencana ini. 

Terakhir, Gunung Semeru yang yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, erupsi pada Sabtu 16 Januari 2021. 

Dikutip SerangNews dari Lingkar Madiun dalam artikel berjudul Petuah Ronggowarsito, Bencana Alam Merupakan Tanda Datangnya Zaman Kutukan di Tahun 2021, Benarkah?

Baca Juga: Baper! Demi Maaf Dari Andin Al Rela Hujan-hujanan, Sinopsis Ikatan Cinta Senin 18 Januari 2021

Peristiwa meletusnya gunung Semeru mengingatkan kita pada petuah atau ajaran “eling lan waspada” dari salah seorang Pujangga tersohor Surakarta yaitu Raden Ngabehi Ronggowarsito.  

Berikut pembukaan dan 12 bait petuah ajaran “eling lan waspada” Ronggowarsito, simak selengkapnya: 

(Pembukaan)

Bangkitnya angkara murka, pujangga mengamati dan mencatat, heningkan cipta, matikan nafsu, menyingkap tabir kegaiban, tanda-tanda gerak zaman yang penuh bahaya dan kesusahan, bagaikan utusan Tuhan, kabari dunia datangnya penderitaan.

(I)

Martabat negara tampak tanpa rupa, berantakan dan rusak, hukum dan aturan diinjak, tiada lagi teladan bijak, sang pujangga terdiam, duka, hatinya remuk redam, rasa ternista dan terhina, matahari kehidupan seakan padam, dunia kini telah penuh bencana.

(II)

Yang berkuasa raja utama, dengan patih yang cakap pula, para pejabat pandai dan berwibawa, para pegawai rajin dan setia, namun semua itu tak mampu mencegah datangnya kutukan zaman, yang malah makin menjadi kerusuhan silih berganti, nafsu angkara dimana-mana.

(III)

Bangkit tangis di hatinya, pujangga melihat semua ini, gundah merajam jiwa, malu yang tak terobati, berbagai fitnah dan intrik seakan menghibur bermanis muka, menyanjungkan segala puji, padahal semua hanya siasat, menikam jiwa tidak diwaspadai.

Baca Juga: Semangati BTR RA dan Aerowolf di PMGC Final, Ketua MPR: Raihlah Prestasi, Harumkan Nama Bangsa

(IV)

Gosip dan rumor menyebar bagai angin membawa berita janji pangkat dan kedudukan, namun semua hanya bualan, padahal jika dicerna, jadi pejabat untuk apa bila menanam benih dosa disiram air lupa hanya akan berbunga bencana.

(V)

Ternukil dalam Paniti Sastra, nasihat untuk selalu waspada, kala zaman sedang kena musibah, orang yang baik malah tersingkir, hendaknya itu kita catat, jangan pernah ikuti petuah-petuah tanpa isi, hanya akan menyiksa hati, lebih baik mendengar dongeng.

(VI)

Yang dapat dijadikan teladan, menimbang yang baik dan keburukan pasti tidak akan pernah kurang, kisah yang jadi tamsil bagi persoalan hidup dan kehidupan, sehingga dapat temukan jawaban dan bersiap untuk menerima segala putusan takdir dunia yang makin ruwet

(VII)

Hidup di zaman edan, gelap jiwa bingung pikiran turut edan hati tak tahan, jika tidak turut, batin merana dan penasaran tertindas dan kelaparan, tapi janji Tuhan sudah pasti, seuntung apapun orang yang lupa daratan lebih selamat orang yang menjaga kesadaran

(VIII)

Demikian itu ibarat seakan menolak padahal berminat, Bukankah begitu, sobat?Orang mengira aku salah niat, padahal dalam hatiku jauh keinginan untuk itu, usia makin tua dan ajalku sudah dekat lebih baik menarik diri dari dunia ramai untuk mencari karunia Ilahi.

Baca Juga: Andin Akan Buktikan Dirinya Bukan Pembunuh Roy, Sinopsis Ikatan Cinta Senin 18 Januari 2021

(IX)

Bagi mereka yang kuat hati, penuh anugerah dari yang maha tinggi, dalam segala gerak hidupnya tidak pernah memburu dunia karena dengan kisah-Nya Tuhan pasti akan membagi dengan perantaraan makhluk-Nya manfaat yan sesuai dengan kebutuhan, meskipun kerja tak boleh ditinggalkan.

(X)

Segala tugas dijalani dengan segenap kekuatan hati, tiada masalah dan persoalan, karena hikmah telah mengajarkan bahwa manusia wajib berusaha sebagai jalan menuju keselamatan dalam mencari penghidupan, selalu ingat dan waspada mengharap kasih sayang Tuhan.

(XI)

Ya Allah, ya Rasulullah pemilik sifat welas dan asih semoga berkenan melimpahkan pertolongan yang mencukupi di dunia maupun kelak di akhirat nanti, aku sadar akan hidupku yang kini telah di ujung akhir bagai senja yang merah, bagaimana akhir kisahku ini? Bimbingan Allah satu-satunya harapan.

(XII)

Semoga dikaruniai sabar dan kekuatan menjalani mati dalam kehidupan, kalis dari bencana dan keributan, jauh dari azab dan kutukan, dengan segenap jiwa kurenungkan, menyucikan lahir, batin, dan pikiran, bilakah akan akhir kutukan zaman? Semuanya hanya bisa menanti kehendak Tuhan putusan tertinggi.

Baca Juga: Hasil Liga Italia, Lumat Juventus 2-0, Inter Lempar Si Nyonya Tua dari 4 Besar Klasemen 

Nah, demikianlah bait-bait petuah Ronggowarsito. Lantas benarkah peristiwa meletusnya gunung Semeru adalah pertanda zaman kutukan terjadi di tahun 2021? 

Peristiwa meletusnya gunung Semeru dan erupsi gunung Merapi serta bencana alam banjir, gempa, dan tanah longsor yang terjadi di Indonesia saat ini bukanlah sekedar ditangkap sebagai datangnya Satrio Piningit sang Ratu Adil melainkan juga dimaknai sebagai peringatan bagi manusia.  

Maka dari itu, manusia hendaklah selalu waspada dan menyadari sebagai makhluk Tuhan. Manusia harus menjalin hubungan yang seimbang dengan Tuhan dan alam. Semoga pembahasan ini bermanfaat serta dapat menjadi wawasan tersendiri bagi kamu ya.***(Ika Sholekhah Putri/Lingkar Madiun). 

Editor: Kiki

Sumber: Lingkar Madiun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x