Gejala Covid-19 Ringan Dapat Sebabkan Kerusakan Pada Otak, Simak Penjelasan Ahli Ini

9 April 2022, 05:08 WIB
Gejala Covid-19 Ringan Dapat Sebabkan Kerusakan Pada Otak, Simak Penjelasan Ahli Ini. /freepik/pikisuperstar/

SERANG NEWS – Covid-19 mulai menyebar semula pada akhir tahun 2019 silam, kemudian mulai masuk ke Indonesia pada awal tahun 2020.

Penyebaran virus Covid-19 ini masih terus berlangsung hingga saat ini, bahkan hingga hadirnya mutasi terbaru yakni BA.2 Omicron.

Gejala yang dialami oleh orang yang terinfeksi virus Covid-19 ini juga cukup beragam, dari gejala ringan hingga gejala berat.

Namun mengenai gejala yang dialami oleh orang yang terinfeksi, baru-baru ini ada hasil studi yang menemukan bahwa gejala ringan pada Covid-19 dapat menyebabkan kerusakan pada otak.

Baca Juga: 11 Gejala Covid-19 pada Anak yang Orang Tua Wajib Tahu

Para peneliti melihat dengan tepat bagaimana virus mempengaruhi sistem saraf pusat dan kekacauan yang dapat ditimbulkannya.

Sebuah tim di Universitas Tulane menemukan pembengkakan otak parah dan cedera terkait dengan berkurangnya aliran darah atau oksigen ke otak.

Mereka juga menemukan bukti pendarahan kecil, kerusakan neuron dan kematian, bahkan pada primata yang tidak memiliki penyakit parah.

Baca Juga: Satgas Covid-19 Punya Aturan Baru selama Ramadhan 2022, Boleh Bukber dengan Syarat Begini

Tracy Fischer, PhD, peneliti utama dan profesor mikrobiologi dan imunologi di Pusat Penelitian Primata Nasional Tulane, telah mempelajari otak selama beberapa dekade.

Pada tahu 2020 lalu, ia mulai melihat jaringan otak beberapa primata - yang digunakan untuk hubungan dekat dengan manusia - yang telah terinfeksi Covid.

Hasil set pertama begitu mencolok sehingga dia terus menyelidiki efeknya selama satu tahun lagi.

Tracy menyebutkan subjek tidak mengalami gejala pernapasan yang signifikan, tidak ada yang mengira mereka memiliki tingkat keparahan penyakit yang kami temukan di otak.

“Tetapi temuannya berbeda dan mendalam, dan tidak dapat disangkal sebagai akibat dari infeksi," ungkapnya, sebagaimana dikutip SerangNews.com dari The Sun, Sabtu 9 April 2022.

Baca Juga: Baru Tiba di LA, Jungkook BTS Positif Covid-19, Bakal Absen Grammy Awards, Ini Kata Big Hit Music

Temuan ini juga terus belanjut dengan studi otopsi orang yang telah meninggal karena Covid-19.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa penelitian pada primata sebelumnya dapat membantu para ahli memahami bagaimana manusia mengalami penyakit tersebut.

Komplikasi neurologis sering menjadi gejala pertama Covid, dan bisa menjadi yang paling parah dan persisten.

Salah satu tim peneliti Profesor James Goodwin menyebutkan pada awal tahun ini juga mengungkap hasil penelitian bahwa satu dari lima pasien Covid dapat menderita penyakit pembuluh darah otak.

Baca Juga: ATURAN Baru Satgas Covid-19 Puasa Ramadhan 2022: Warga Boleh Bukber dan Mudik, Syaratnya Ini

Profesor James mengatakan pelepasan sejumlah besar molekul inflamasi yang dikenal sebagai badai sitokin terjadi ke area yang terinfeksi.

Infeksi ini juga mempengaruhi paru-paru, dan dapat memicu sindrom gangguan pernapasan akut, kegagalan dan terkadang kematian.

Tapi bukan hanya paru-paru saja yang terkena sistem kekebalan tubuh secara berlebihan, organ lain seperti jantung, hati dan ginjal bisa rusak karena  kekurangan oksigen,  peradangan dan pembekuan darah.

"Otak juga bisa terkena ini, dan terluka dalam upaya tubuh untuk melawan virus," jelas Prof Goodwin.

Prof Goodwin mengatakan petugas medis sekarang tahu bahwa Covid masuk ke otak melalui pembuluh darah tertutup rapat yang mengelilingi organ.

Lonjakan virus menangkap reseptor, bereplikasi di dalamnya dan kemudian pindah ke otak.

Dalam kondisi panik, respons peradangan mencoba mengalahkan virus dengan memecah pembuluh darah, menyebabkan kerusakan yang juga berdampak pada sistem kekebalan tubuh.***

Editor: Ken Supriyono

Sumber: The Sun

Tags

Terkini

Terpopuler