Luncurkan Merdeka Belajar, Nadiem: Bonus Rp500 Miliar untuk PTN yang Capai Indikator Kinerja Utama

4 November 2020, 13:14 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim. /Depok.Pikiran-Rakyat/

SERANGNEWS.COM – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan program Merdeka Belajar. Program ini menyediakan tambahan bonus Rp500 miliar bagi Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Akan tetapi bonus tidak diberikan secara cuma-Cuma. Ada ketentuan indikator kinerja utama (IKU) yang harus dicapai oleh setiap Perguruan Tinggi pada program yang diluncurkan pada Selasa 3 November 2020.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, kebijakan pertama pada Merdeka Belajar episode keenam merupakan pertama kalinya insentif kinerja akan disediakan bagi PTN yang didasarkan kepada capaian IKU.

Baca Juga: Inter Kalah Tipis Dari Real Madrid, Young : Kami Bisa Saja Tuntaskan Comeback 

"Untuk pertama kalinya, tambahan pendanaan PTN akan dihitung berdasarkan capaian delapan IKU," katanya saat peluncuran kebijakan tersebut di Jakarta yang dikutip Serangnews.com dari Antara.

PTN yang berhasil meningkatkan IKU atau mencapai target akan diberikan bonus pendanaan. Sebelumnya, perguruan tinggi hanya mendapatkan dana alokasi dasar dan dana afirmasi, khusus bagi perguruan tinggi yang tertinggal.

"Selain alokasi dasar meningkat Rp800 miliar, tahun depan pendanaan pendidikan tinggi akan ditambah insentif yang berdasarkan capaian IKU. Kemendikbud menyediakan bonus Rp500 miliar bagi PTN yang berhasil meningkatkan capaian IKU terbanyak dan mencapai target yang ditetapkan Kemendikbud,” kata Nadiem.

Baca Juga: Rodrygo Penentu Kemenangan Real Madrid, Inter Milan Pulang dengan Tangan Hampa

Terdapat delapan IKU yang menjadi landasan transformasi pendidikan tinggi, yakni lulusan mendapat pekerjaan yang layak dengan upah di atas upah minimum regional, menjadi wirausaha, atau melanjutkan studi.

Selain itu, mahasiswa mendapatkan pengalaman di luar kampus melalui magang, proyek desa, mengajar, riset, berwirausaha, serta pertukaran pelajar. Dosen berkegiatan di luar kampus dengan mencari pengalaman industri atau berkegiatan di kampus lainnya, praktisi mengajar di dalam kampus atau merekrut dosen yang berpengalaman di industri.

Kemudian hasil kerja dosen (hasil riset dan pengabdian masyarakat) dapat digunakan masyarakat dan mendapatkan rekognisi internasional, program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia baik itu dalam kurikulum, magang, maupun penyerapan lulusan, kelas yang kolaboratif dan partisipatif melalui evaluasi berbasis proyek atau metode studi kasus.

Baca Juga: Dihantam Covid-19, Pembangunan 750 PJU di Kabupaten Serang Dibatalkan 

Selanjutnya, program studi berstandar internasional dengan akreditasi atau sertifikasi tingkat internasional.

Mitra dan perguruan tinggi harus dapat meyakinkan bahwa proyek akan diljalankan punya potensi besar meningkatkan delapan IKU Perguruan Tinggi dan memecahkan masalah mitra maupun masyarakat.

Melalui matching fund, kerjasama perguruan tinggi dan mitra dapat memastikan pembelajaran tetap relevan, pengetahuan dosen selalu diperbaharui, dan mahasiswa lebih siap menjajaki dunia kerja. Total matching fund yang tersedia adalah Rp250 miliar.

Baca Juga: Mantan Jenderal TNI Ajak Masyarakat Bumikan Moderasi Beragama  

“Kalau ada universitas yang membangun infrastruktur untuk 5G dan bermitra dengan operator telekomunikasi atau BUMN, ini bisa menjadi matching fund atau ada universitas berinovasi dalam bidang biodiesel untuk mempertahankan kemandirian energi Indonesia, ini juga bisa menjadi salah satu strategi. Atau penelitian pengolahan limbah sawit untuk pakan ternak oleh suatu yayasan sosial bersama perguruan tinggi bidang agrikultur. Dana yang diberikan oleh mitra, akan disamakan oleh Kemendikbud,” terang Nadiem.***

 

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler