"Sekarang kita mengenal hastag, trending topic. Dahulu kita menyebutnya sebagai tema propaganda," katanya dikutip Serangnews.com dari laman tni.mil.id.
Baca Juga: Debat Kandidat Perdana Pilkada Cilegon 2020, Ketua KPU Cilegon: Masyarakat Bisa Memilih yang Terbaik
Baca Juga: Jelang Laga Inter VS Torino, Sejarah Mencatat Kemenangan Lebih Banyak Milik Inter
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI juga menyampikan bahwa dalam beberapa minggu terakhir ini dunia maya di Indonesia diramaikan dengan beberapa isu yang cukup hangat.
"Isu-isu tersebut bila kita lihat membuat masyarakat menjadi terkotak-kotak, terpolarisasi dan dibenturkan satu sama lain," ujarnya.
"Terdapat pula narasi yang membangun ketidakpercayaan kepada pemerintah dan tidak percaya kepada berbagai upaya pemerintah untuk kepentingan rakyat," ucapnya menambahkan.
Diperlukan kesatuan pandangan dan persepsi untuk mensinergikan keselarasan dalam tindakan, kebijakan dan rencana aksi yang utuh.
Baca Juga: Wakil DPRD Banten Minta Pemprov Perhatikan Guru di Sekolah Swasta
Menghadapi hal ini, diperlukan partisipasi lintas sektoral dan tidak mungkin hanya bisa dihadapi oleh satu instansi semata.
"Oleh karena itu, dibutuhkan langkah penanganan yang dilakukan secara komprehensif, integral dan terpadu. Diperlukan sinergi untuk negeri," imbuhnya.
Panglima TNI berharap pelatihan ini dapat menjadi pelopor-pelopor perubahan. Saudara-saudara akan menciptakan komunitas-komunitas positif di dunia maya.