Meski begitu, Anton mengaku, masih trauma akibat insiden baku tembak yang dialaminya.
Menurut Anton, setiap kali mendengar suara bising menyerupai tembakan, dirinya kerap merasa tidak nyaman. Bahkan, dirinya merasa takut saat menaiki mobil.
Saat sendiri, kerap terlintas ingatan tentang peristiwa berdarah tersebut.
Anton mengaku, sering melakukan refleks melindungi diri setiap mendengar suara yang menyerupai tembakan
Bahkan, saat menjalani perawatan di RS Timika, ia pernah melompat dari ranjang dan berteriak agar istirinya bertiarap meski sebenarnya itu adalah suara petir.
“Di situ saya trauma, semuanya terasa menghantui,” ujarnya.
Anton mengatakan, hingga kini dirinya masih berupaya untuk memulihkan diri dari trauma pasca peristiwa berdarah tersebut.***