Ia menuturkan apa pun istilah yang digunakan, baik PPKM darurat atau PPKM super darurat, selama masyarakat tidak mau kompromi menahan diri melanggar prokes maka penanganan Covid-19 tidak akan berhasil.
Baca Juga: Kisah Pemilik Kafe di Tasikmalaya Pilih Dipenjara Daripada Bayar Denda Rp5 Juta PPKM Darurat
"Jika tidak menyadari bahwa prokes adalah menjadi yang utama, penanganan Covid-19 ya tidak berhasil," ujarnya sebagaimana dikutip dari Antara.
Sementara itu, sebelumnya, dokter Tirta Mandira Hudhi menuturkan PPKM akan efektif jika yang terdampak ditanggung juga kebutuhannya.
"Terutama warga yg penghasilannya harian. Karena, mau seketat apapun penyekatan, warga yg sudah kepepet akan tetap keluar mencari uang," tulisnya dalan akun Twitter @tirta_hudhi.
"Kalo kebutuhan mreka ga ditanggung ya ppkm ga akan efektif. Kalo ga ditanggung, ya mreka yg penghasilannya harian akan tetap kerja," ujarnya.
Dikatakan dokter Tirta, jangankan untuk membeli masker untuk makan saja mereka susah.
"Kalo ga bisa nanggung kebutuhan mreka, ya ppkm wajib di evaluasi. Yang baiknya gimana aja," tuturnya.
"PPKM yg skrng ini terlalu memihak jadinya. Kalo yg kaya raya dan gaji bulanan, masih kuat2 aja teriak isoman dan prokes. Kalo yg bekerja harian , sudah ga akan kuat," ujarnya.