Obat penghambat interleukin-6 (tocilizumab dan sarilumab) ini bertindak untuk menekan reaksi berlebihan tersebut.
Baca Juga: WHO Setujui Penggunaan Darurat Vaksin Sinovac untuk Covid-19
“Obat-obatan ini menawarkan harapan bagi pasien dan keluarga yang menderita dampak buruk dari Covid-19 yang parah dan kritis. Tetapi penghambat reseptor IL-6 tetap tidak dapat diakses dan tidak terjangkau oleh sebagian besar dunia,” kata Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip SerangNews.com dari laman resmi WHO pada Rabu, 7 Juli 2021.
“Distribusi vaksin yang tidak merata berarti bahwa orang-orang di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, paling rentan terhadap bentuk Covid-19 yang parah. Jadi, kebutuhan terbesar obat-obatan ini adalah di negara-negara yang saat ini memiliki akses paling sedikit. Kita harus segera mengubah ini," ujarnya.
Baca Juga: Diteliti Ulang, WHO: Vaksin AstraZeneca Aman dan Efektif Mencegah Penularan Covid-19
Untuk meningkatkan akses dan keterjangkauan produk penyelamat jiwa ini, WHO meminta produsen untuk menurunkan harga dan menyediakan pasokan ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, terutama di negara yang sedang mengalami peningkatan kasus Covid-19.
WHO juga mendorong perusahaan untuk menyetujui perjanjian lisensi sukarela non-eksklusif yang transparan menggunakan platform C-TAP dan Medicines Patent Pool, atau untuk mengabaikan hak eksklusivitas.***