Beda dengan Moeldoko, Gatot Nurmantyo Tolak Lengserkan Kursi Ketum AHY di Partai Demokrat ingat Jasa SBY

- 7 Maret 2021, 13:37 WIB
Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo
Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo /Twitter/@Nurmantyo_Gatot//

SERANG NEWS- Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, merespons keterlibatan Kepala Staf Presiden (KSP), Jenderal (Purn) Moeldoko yang merebut tahta kursi Ketua Umum (Ketum) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada KLB di Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat 5 Maret 2021 lalu.

Dikutip SerangNews dari channel YouTube Bang Arief pada Minggu, 7 Maret 2021, apa yang dilakukan Moeldoko juga pernah dialaminya, namun dia tolak saat itu dengan berbagai alasan, dan prinsip jiwa prajurit.

Dalam sesi tanya jawab di akun YouTube yang sudah ditonton 287.991 ribu itu, Gatot mengaku pernah ditawari kursi Ketua Umum Partai Demokrat oleh pihak tertentu.

Baca Juga: Polemik KLB Demokrat, Jimly Asshiddiqie: Sikap Netral Pemerintah, Presiden Angkat KSP Baru gantikan Moeldoko

Namun ia menolaknya, karena jalan untuk menduduki kursi tersebut dengan cara melengserkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Ada juga yang datang ke saya. (Mereka) datang, oh menarik juga, gimana prosesnya? tanya Gatot kepada orang tersebut. Begini pak nanti kita bikin KLB, nanti yang dilakukan adalah kita menjatuhkan, mengganti AHY dulu (lewat) mosi tidak percaya akhirnya AHY turun. Setelah AHY turun baru pemilihan, bapak pasti deh nanti begini-begini," ujar Gatot ketika menirukan ucapan orang yang menawarinya kursi pimpinan Demokrat saat itu.

ketegasan Gatot menolak tawaran tersebut, lantaran ketika dia masih berkarier di TNI, teringat jasa mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang telah membesarkan dirinya.

Baca Juga: Partai Demokrat Diambil alih Pejabat Negara, Saiful Mujani: Ironi Luar Biasa!

Diketahui, karier Gatot di TNI tercatat diangkat menjadi Pangkostrad dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Begini lho, saya ini bisa naik bintang satu, dua, tarolah itu biasa lah, tapi kalau naik bintang tiga pasti Presiden tahu, jabatan Pangkostrad pasti presiden tahu, apalagi Presidennya tentara pada saat itu Pak SBY, tidak sembarangan. Bahkan (ketika) saya Pangkostrad dipanggil oleh SBY ke istana, SBY bilang, kamu akan saya jadikan KSAD. Saya terima kasih atas penghargaan ini, dan akan dipertanggung jawabkan," tutur Gatot yang mengingat jasa SBY kala itu kepadanya.

Saat itu, lanjut Gatot, ketika menunjuk dirinya menjadi KSAD, SBY hanya berpesan agar Gatot bertugas secara profesional, dan mencintai prajurit beserta keluarganya dengan tulus. SBY tidak berpesan hal lainnya lagi.

Baca Juga: Moeldoko jadi Ketum Partai Demokrat Melalui Telepon, Dipo Alam: Apa SKnya Sudah Dikirim via Ojek Online?

"Beliau tidak titip-titip apa, dan pesan lain-lain lagi. Maksud saya begini, apakah iya saya dibesarkan oleh dua Presiden, pertama Pak SBY dan Pak Jokowi. Terus saya membalasnya dengan mencongkel anaknya?," sindir Gatot kepada orang yang mengkudeta Partai Demokrat.

Alasan lainnya menolak tawaran mencongkel kepemimpinan AHY untuk menduduki kursi Demokrat saat itu. Karena Gatot tidak ingin hal-hal baik yang sudah diberikan SBY, dibalasnya dengan ketidakbaikan.

"Ini kan kita lagi viral puma nerkam orang utan terus ternyata begitu ada anaknya gak jadi dimakan, akhirnya diangkat sama dia dan diamankan sama dia. Itu binatang. Lalu value (nilai) apa yang akan saya berikan kepada anak saya? Oh dia itu anak gak beradab tuh, udah dijadikan KSAD sama ini, anaknya jabat malah digantiin karena ambisi," tutup Gatot.

Baca Juga: Keselamatan Terancam, Andi Arief sebut Puluhan Kader Demokrat jaga Kediaman SBY dan Ketum AHY Malam Ini

Sebelumnya, SBY mengatakan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko yang bersekongkol dengan orang dalam, tega dan darah dingin melakukan kudeta.

"Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji, jauh dari sikap ksatria dan nilai-nilai moral," kata SBY dalam keterangan pers melalui akun Youtube Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat, 5 Maret 2021 malam.

Mantan Presiden RI itu juga menyebut tindakan Moeldoko hanya mendatangkan rasa malu sebagai perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Baca Juga: Sinopsis Love Story The Series Minggu 7 Maret 2021, Gosip Pertunangan Maudy dan Rama Tersebar di Kampus

"Hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran TNI. Termasuk rasa malu dan rasa bersalah, saya yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya," ujar SBY.***

 

 

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah