"Saya akan berpatroli di seluruh kota malam ini dan saya akan menembak siapa pun yang saya lihat. Jika Anda ingin menjadi martir, saya akan memenuhi keinginan Anda," kata pria dalalm video tersebut.
Baca Juga: Setelah 'Hari Paling Berdarah', Aktivis Myanmar Ancam Demonstrasi Lebih Besar Lawan Kudeta Militer
TikTok adalah platform media sosial terbaru yang berkembang pesat dengan konten yang mengancam atau ujaran kebencian di Myanmar.
TikTok memiliki Pedoman Komunitas yang jelas dan tidak mengizinkan konten yang menghasut kekerasan atau informasi yang salah yang menyebabkan kerugian.
Baca Juga: Revolusi Jas Putih, Pelajar dan Dokter di Myanmar Ancam Aksi Lebih Besar Tolak Pemilihan Ulang
"Terkait dengan Myanmar, kami telah dan terus segera menghapus semua konten yang memicu kekerasan atau menyebarkan informasi yang salah, dan secara agresif memantau untuk menghapus konten apa pun yang melanggar pedoman kami,” kata TikTok dalam sebuah pernyataan.
Raksasa teknologi AS, Facebook, sekarang telah melarang semua halaman yang terkait dengan tentara Myanmar.
Baca Juga: Upaya Diplomatik Indonesia Goyah, Jubir Menlu: Bukan Waktu yang Ideal untuk Berkunjung ke Myanmar
Selain TikTok dan Fecbook, perusahaan YouTube juga telah menghapus lima saluran TV yang berkaitan dengan tentara Myanmar.***