SERANG NEWS - Para polisi dan tentara Myanmar menggunakan TikTok untuk mengancam para demonstran yang ikut aksi menolak Kudeta Militer.
Dalam video yang beredar di TikTok, tentara mengancam para demonstran dengan perkataan 'Saya akan menembak siapapun yang saya lihat'.
Para peneliti meminta pengembang TikTok agar menghapus konten yang memicu kekerasan tersebut.
Baca Juga: YouTube Hapus Lima Saluran TV Myanmar, Tentara Gunakan TikTok Ancam Demonstran
Sedangkan, kelompok hak digital dari Myanmar ICT for Development (MIDO) mengatakan telah menemukan lebih dari 800 video pro-militer yang mengancam para pengunjuk rasa.
“Itu hanya puncak gunung es,” kata direktur eksekutif MIDO Htaike Htaike Aung dikutip SerangNews.com dari Reuters pada Jumat, 5 Maret 2021.
Baca Juga: Pakai Kaos 'Every thing will be OK', Gadis 19 Tahun di Myanmar Tewas saat Aksi Tolak Kudeta Militer
Satu video yang beredar pada akhir Februari menunjukkan seorang pria berseragam tentara mengenakan senapan menghadap ke kamera dan berbicara kepada pengunjuk rasa: "Saya akan menembak di wajah sialan Anda, dan saya menggunakan peluru sungguhan."
"Saya akan berpatroli di seluruh kota malam ini dan saya akan menembak siapa pun yang saya lihat. Jika Anda ingin menjadi martir, saya akan memenuhi keinginan Anda," kata pria dalalm video tersebut.
Baca Juga: Setelah 'Hari Paling Berdarah', Aktivis Myanmar Ancam Demonstrasi Lebih Besar Lawan Kudeta Militer
TikTok adalah platform media sosial terbaru yang berkembang pesat dengan konten yang mengancam atau ujaran kebencian di Myanmar.
TikTok memiliki Pedoman Komunitas yang jelas dan tidak mengizinkan konten yang menghasut kekerasan atau informasi yang salah yang menyebabkan kerugian.
Baca Juga: Revolusi Jas Putih, Pelajar dan Dokter di Myanmar Ancam Aksi Lebih Besar Tolak Pemilihan Ulang
"Terkait dengan Myanmar, kami telah dan terus segera menghapus semua konten yang memicu kekerasan atau menyebarkan informasi yang salah, dan secara agresif memantau untuk menghapus konten apa pun yang melanggar pedoman kami,” kata TikTok dalam sebuah pernyataan.
Raksasa teknologi AS, Facebook, sekarang telah melarang semua halaman yang terkait dengan tentara Myanmar.
Baca Juga: Upaya Diplomatik Indonesia Goyah, Jubir Menlu: Bukan Waktu yang Ideal untuk Berkunjung ke Myanmar
Selain TikTok dan Fecbook, perusahaan YouTube juga telah menghapus lima saluran TV yang berkaitan dengan tentara Myanmar.***