SERANG NEWS - Aksi demonstrasi terhadap Kudeta Militer di Myanmar yang terjadi sejak awal Februari 2021 terus berlanjut.
Kali ini, para pelajar dan dokter di Myanmar sedang merencanakan aksi yang lebih besar di pusat komersial Yangon untuk menolak kudeta militer dan menolak pemilihan ulang di negara tersebut.
Para demonstran didesak untuk membawa spanduk yang bertuliskan tentang militer agar bisa dihancurkan saat aksi nanti.
Baca Juga: Upaya Diplomatik Indonesia Goyah, Jubir Menlu: Bukan Waktu yang Ideal untuk Berkunjung ke Myanmar
“Sejak kudeta, hidup kami menjadi tanpa harapan, impian kami telah mati, kami tidak menerima sistem pendidikan yang mendukung kediktatoran,” kata Kaung Sat Wai (25) seorang pelajar di kota utama Yangon dikutip SerangNews.com dari laman Reuters pada Kamis, 25 Februari 2021.
Banyak profesional dan pekerja pemerintah juga telah bergabung dalam aksi melawan kudeta tersebut.
Baca Juga: Upaya Diplomatik Indonesia Goyah, Situasi di Myanmar Terancam Semakin 'Panas'
Para dokter menyebut aksi itu dengan istilah 'revolusi jas putih'.
Berdasarkan informasi dari Kelompok HAM Asosiasi Bantuan Tahanan Politik (AAPP), hingga Rabu 24 Februari 2021, sebanyak 728 orang telah ditangkap, didakwa dan dijatuhi hukuman sehubungan dengan protes pro-demokrasi.