SERANG NEWS – Blak-blakan kekasih dari Brigadir J, Vera Simanjuntak menyebut bahwa kekasinya tersebut bukanlah supir pribadi dari Putri Candrawathi, istri Irjen Ferdy Sambo.
Pengungkapan kasus polisi tembak polisi yang menyebabkan Brigadir J atau Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat meninggal dunia menemui fakta baru.
Seperti yang diungkap olehVera Simanjuntak mengungkapkan fakta baru terkait kasus penembakan antar polisi yang juga menyeret nama Bharada E dan Irjen Ferdy Sambo.
Dugaan sementara bahwa insiden baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E di rumah Irjen Sambo karena kasus pelecehan seksual.
Di mana Brigadir J secara sengaja masuk ke kamar pribadi dari Putri Candrawathi.
Mengetahui hal tersebut, Bharada E yang merupakan penjaga rumah dinas Irjen Ferdy Sambo secara langsung mengeluarkan tembakan yang menyebakan Brigadir J meninggal dunia.
Namun di tengah proses penyidikan, Vera Simanjuntak yang merupakan kekasih dari mendiang Brigadir J ungkap fakta terkait dengan beredarnya kabar sang kekasih jadi sopir Putri Candrawathi.
Vera menyakini jika Brigadir J merupakan ajudan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo bukan sopir Putri Candrawathi.
Hal tersebut yang diungkap Vera Simanjuntak berbanding terbalik dengan apa yang disampaikan pihak kepolisian.
Dan itu merupakan fakta yang berbeda dari pernyataan Vera Simanjuntak dan pihak kepolisian.
Selama ini, status Brigadir J disebut sebagai sopir dari Putri Candrawathi yang adalah istri dari Ferdy Sambo.
Tapi berdasarkan bukti cerita dan pengakuan yang diperoleh Vera Simanjuntak dari kekasihnya, almarhum merupakan ajudan Irjen Ferdy Sambo.
"Ya dia (Brigadir J) cerita sebagai Ajudan Kadiv Propam," ungkap Vera Simanjuntak setelah pemeriksaan di Mapolda Jambi, Minggu 24 Juli 2022
Vera juga menceritakan sosok Brigadir J yang bagi dirinya merupakan pribadi sangat penyayang.
"Selama saya kenal, dia adalah orang yang baik dan penyayang, sangat sopan sekali," jelas Vera Simanjuntak.
Bahkan Vera dan Brigadir J masih menjalin komunikasi 17 menit sebelum dikabarkan tewas dalam insiden baku tembak dengan Bharada E.
"Sebelum kejadian itu tidak ada kejanggalan. Kami berkomunikasi seperti biasa," jelas Vera yang didampingi 2 kuasa hukumnya.
Vera menjelaskan, terakhir kali ia dan Brigadir J saling bertukar kabar, tepatnya pada Jumat 8 Juli 2022, sekitar pukul 16.43 WIB.
Sementara itu, Brigadir J menurut keterangan polisi, tewas pada pukul 17.00 WIB, dengan kondisi jasad tergeletak di bawah anak tangga rumah Irjen Ferdy Sambo.
"Terakhir komunikasi itu hari Jumat pukul 16:43 WIB, dan tidak ada tanda-tanda hanya sebatas tanya-tanya kabar," kata Ferdi, kuasa hukumnya.
Lantas siapakah Bharada E?
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Budhi Herdi Susianto mengatakan, Bharada E yang menembak Brigadir J di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo petembak kelas satu di Resimen Pelopor.
"Bahwa Bharada E ini sebagai pelatih 'vertical rescue' dan di Resimen Pelopor dia menjadi tim petembak kelas satu," katanya di Jakarta, Selasa, dikutip dari Antara.
Selain menjadi tim petembak kelas satu di Resimen Pelopor, Bharada E juga menjadi pelatih teknik penyelamatan pada medan vertikal atau curam (vertical rescue).
Adapun senjata yang dipakai Bharada E saat kejadian, yakni Glock 17 dengan lima peluru yang dimuntahkan.
Sedangkan Brigadir J bersenjata HS 16 dan ditemukan tersisa sembilan peluru yang ada di magasen.
Selain itu, Budhi menjelaskan, Bharada E menembak sebanyak lima kali namun terdapat tujuh luka tembakan.
Dijelaskan, ada dua peluru yang menembus sampai dua kali, yakni dari jari tembus dada dan di lengan kiri tembus mulut.
"Diduga ada dua peluru yg sampai dua kali mengenai Brigjen J, yakni di jari tembus ke dada dan di lengan kiri tembus ke mulut," tuturnya. ***