SERANG NEWS - Lintasarta turut serta mengurangi kesenjangan akses digital di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) di Indonesia.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang information communication and technology (ICT), Lintasarta memahami pentingnya pemerataan akses digital, tak terkecuali daerah 3T.
Tanpa adanya pemerataan akses digital, daerah 3T akan terus tertinggal jauh ke belakang, sebab teknologi akan terus berkembang dan merambah di segala bidang. Untuk itu, Lintasarta mendukung transformasi digital yang digaungkan pemerintah.
Baca Juga: Gerilya Lintasarta dalam Upaya Digitalisasi Desa
Direktur Utama Lintasarta, Arya Damar mengungkapkan, upaya yang dilakukan Lintasarta akan terbayar saat masyarakat di daerah 3T dapat merasakan manfaat internet seperti di kota.
"Kami yakin dengan effort (usaha) dan resiko yang cukup besar itu akan 'terbayar' dengan melihat masyarakat di wilayah 3T dapat menikmati dan memanfaatkan internet sama seperti di wilayah perkotaan," kata Arya melalui keterangan tertulis yang diterima SerangNews.com pada Selasa, 29 Maret 2022.
Hingga saat ini, banyak masyarakat di daerah 3T harus menjangkau lokasi yang cukup jauh dari rumah hanya untuk mendapatkan akses internet.
Baca Juga: Detik-detik Warga Jarah Truk Bermuatan Minyak Goreng yang Terguling di Ciamis
Bahkan, di sebagian wilayah, masyarakat harus memanjat pohon, menyeberangi sungai, pergi ke kota, dan berbagai usaha yang tidak akan pernah ditemukan di daerah sentral seperti Jakarta hanya untuk dapat akses internet.
Ribuan anak-anak usia sekolah tidak dapat menerima pendidikan yang setara dengan di perkotaan akibat minimnya akses internet di daerah.
Terlebih saat kondisi pandemi Covid-19, sebagian sekolah di berbagai wilayah harus tutup agar tidak terjadi penyebaran virus. Hal ini menambah keterbatasan anak-anak di daerah 3T untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Baca Juga: Update Terbaru, Pencairan Kartu Lansia Jakarta (KLJ) Menunggu Keputusan Gubernur, Ini Kata Dinsos
Selain itu, kesenjangan akses digital juga mempengaruhi sistem transaksi ekonomi di daerah. Kebanyakan warga di wilayah 3T bekerja atau mengonsumsi kebutuhan hidup dari hasil garapan di wilayahnya sendiri.
"Padahal jika kita melihat lebih jauh, banyak potensi daerah yang bisa kita perkenalkan keluar, bisa menjadi ladang untuk mereka membuka usaha (menjual hasil garapan), atau mengembangkan potensi pariwisata di daerah tersebut," ujar Arya.
"Jika kita mengambil contoh di wilayah Papua, banyak potensi yang bisa dikembangkan seperti perikanan dan pariwisatanya cukup bagus," sambungnya.
Baca Juga: Gubernur Banten Resmikan Jembatan Aria Wangsakara yang Dulu Dikenal Jembatan Bogeg Kota Serang
Untuk membantu mengejar ketertinggalan daerah 3T, bersama tim Konsorsium dalam proyek yang diselenggarakan oleh Bakti Kominfo, Lintasarta menghadirkan jaringan internet melalui pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di wilayah 3T.
Bersama konsorsium Huawei dan PT Surya Energi Indotama (SEI), Lintasarta turut andil dalam pembangunan BTS di 1.795 lokasi di area Papua Barat dan Papua (Bagian Tengah & Barat). Pengerjaan pembangunan rubuat BTS ini dilakukan secara bertahap pada 2021 dan 2022.
Khusus wilayah Papua Barat, lokasi pembangunan BTS 4G tersebar di tujuh kabupaten yaitu Maybrat, Raja Ampat, Sorong, Sorong Selatan, Tambrauw, Teluk Bintuni, dan Teluk Wondama.
Baca Juga: Ini Deretan Pemegang Saham Asix Token: Selain Anang Hermansyah, Ada Nama Artis di Dalamnya
Tidak hanya pembangunan infrastruktur berupa BTS, Lintasarta juga membantu masyarakat untuk lebih mengenal teknologi dengan berbagai pelatihan.
Salah satu program CSR (Corporate Social Responsibility) yang dilakukan Lintasarta adalah pelatihan programming, hal ini bertujuan agar SDM dari daerah juga dapat bersaing dengan SDM di kota.***