Media Asing Soroti Isu Perpanjangan Jabatan Presiden: Jokowi Mengancam Demokrasi Indonesia

28 Maret 2022, 14:33 WIB
Presiden Jokowi /BIRO PERS ISTANA

SERANG NEWS - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat kritik tajam dari media asing soal perpanjangan masa jabatan.

Jokowi disorot oleh kolumnis media besar dan berpengaruh, The Economist dalam artikel yang berjudul 'Joko Widodo is considering extending his term in office'.

Media asal London, Inggris itu membahas soal masa depan Jokowi usai santer isu perpanjangan jabatan presiden dan menyebut Jokowi bisa mengancam demokrasi di Indonesia.

Baca Juga: TNI AL Berduka, Dua Prajurit Gugur usai Diserbu Pasukan KKB Pimpinan Egianus Kagoya

Mengetahui hal tersebut, konsultan politik, Hersubeno Arief menanggapi tulisan The Economist pada Sabtu, 26 Maret 2022.

"The economist, media yang sangat terpengaruh dan prestisius dan berbasis di London Inggris, menurunkan sebuah artikel yang sangat menarik mengenai masa depan politik Jokowi," kata Hersubeno Arief, dikutip dari YouTube Hersubeno Point pada Senin, 28 Maret 2022.

Hersubeno menyebutkan dalam artikel The Economist itu, Jokowi digambarkan tengah berjuang menghadapi risiko kembar.

Baca Juga: Siap-siap, Harga Pertamax Diprediksi Naik sampai Rp16 Ribu Per Liter pada April 2022, Begini Penjelasan ESDM

Risiko kembar atau Twin Risk yang ia sebut terdiri dari risiko politik dan risiko ekonomi yang mungkin dihadapi Jokowi.

"Jokowi digambarkan oleh the economist saat ini tengah berjuang memperpanjang masa jabatannya," ucap Hersubeno Arief.

"Dan dalam pengamatan the economist, Jokowi itu tengah menghadapi resiko politik dan ekonomi yang disebutnya sebagai resiko kembar atau Twin Risk," sambungnya.

Baca Juga: Sasar Generasi Milenial, BPIP dan Pangdam V Brawijaya Perkuat Kolaborasi Bumikan Pancasila

Ia membeberkan resiko politik bisa datang dara kalangan internal partai pendukung Jokowi.

"Resiko politik berasal dari kalangan internal partai pendukungnya yang menolak amandemen konstitusi yang memungkinkan dia untuk memperpanjang masa jabatannya," kata Hersubeno.

Sedangkan risiko ekonomi berasal dari kenaikan harga berbagai komoditi, terutama soal polemik minyak goreng.

Baca Juga: Jokowi Marah Anggaran Habis untuk Beli Barang Impor: Bodoh Banget Kita Ini!

"Sementara risiko ekonomi adalah krisis berupa kelangkaan minyak goreng, kenaikan berbagai komoditi, termasuk juga gedung yang dipicu oleh perang antara Rusia dengan ukraine," ujarnya.

Hersubeno juga menyoroti peringatan yang diberikan The Economist pada Jokowi.

Berdasarkan artikel tersebut, Jokowi dianggap bisa jatuh karena kemarahan rakyat.

"The Economist memperingatkan Jokowi yang naik ke tampuk kekuasaan atas dukungan dari masyarakat di kelompok populis maka dia juga bisa dijatuhkan karena kemarahan rakyat yang dulu mendukungnya," kata konsultan politik itu.***

Editor: Masykur Ridlo

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler