SERANG NEWS - World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia telah mendesak negara-negara untuk tetap menggunakan vaksin AstraZeneca.
WHO juga menekankan bahwa manfaat vaksin AstraZeneca terhadap pencegahan Covid-19 lebih besar daripada risikonya.
“COVID-19 adalah penyakit mematikan dan vaksin AstraZeneca dapat mencegahnya,” kata Direktur Jenderal PBB, Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip SerangNews.com dari Aljazeera pada Sabtu, 20 Maret 2021.
Baca Juga: Termasuk Indonesia, Berikut Daftar Negara yang Berhenti Menggunakan Vaksin AstraZeneca
Baca Juga: Rapat Bersama DPR, Menkes Akui Baru Tahu Vaksin AstraZeneca Kedaluwarsa Akhir Mei 2021
Pernyataan tersebut terungkap setelah panel keamanan vaksin WHO, bertemu secara virtual pada hari Selasa dan Jumat.
Pertemuan virtual tersebut untuk menanggapi kekhawatiran atas kemungkinan efek samping dari suntikan vaksin AstraZeneca.
Baca Juga: Sebanyak 1,1 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca Tiba di Indonesia
Baca Juga: Isu Vaksin Sinovac Kadaluarsa 25 Maret 2021, Begini Penjelasan Kemenkes
Temuan panel selaras dengan European Medical Agency (EMA) dengan kesimpulan ilmiah yang kuat yang menegaskan bahwa vaksin itu aman dan efektif.
Investigasi EMA dan WHO dilakukan setelah beberapa negara menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca karena ada beberapa laporan kasus pembekuan darah di antara penerimanya.
Baca Juga: Sudah Disuntik Vaksin Dua Kali, Kapolres Serang: Badan Lebih Fit dan Bugar
Setelah pengumuman EMA, beberapa negara, termasuk Jerman, Italia, dan Spanyol, melanjutkan penggunaan vaksin tersebut.
Prancis juga memulai kembali kampanye vaksinasi dengan suntikan AstraZeneca, tetapi merekomendasikan penggunaannya hanya untuk orang yang berusia di atas 55 tahun.
Baca Juga: Presiden Jokowi Dampingi Gatot Kaca Jalani Suntik Vaksin Covid-19 di Yogyakarta
Di Inggris Raya, Perdana Menteri Boris Johnson menerima dosis pertama vaksin AstraZeneca pada hari Jumat.
“Itu sangat bagus dan sangat cepat,” katanya setelah menerima suntikan di rumah sakit London.
"Saya tidak bisa merekomendasikannya terlalu tinggi," ucapnya.***