Di dalam ruangan tersebut terdapat sepasang ranjang lengkap kelambu berwarna hijau daun.
Ruangan itu dihiasi dengan relief patung macan hitam. Di bagian kiri terdapat Prabu Siliwangi yang ditandai relief patung naga emas.
Bagi muslim yang akan salat dan mengaji di sana, pihak kelenteng sudah menyiapkan perlengkapan salat dan Alquran.
“Sehari-hari memang dipakai salat karyawan kita yang Islam,” kata ayah enam anak ini.
Di dalam petilasan Surya Kencana juga terdapat beberapa keris, golok, dan kujang beragam ukuran. Kata Koh Bebeng, benda-benda kuno didapatkan dari beberapa umat yang datang.
Pembauran etnis Tionghoa dengan warga setempat sudah berlangsung sangat lama. Bahkan, di sekitar kelenteng terdapat tempat peribadatan agama lain.
“Tidak lebih dari radius satu kilometer ada tempat ibadah. Di belakang kita ada masjid, seberang jalan gereja, dan samping ada kelenteng. Ini menunjukkan kita sudah membaur tanpa ada masalah,” katanya.***