Kisah Petilasan Pendakwah Islam di Tangerang, Raden Surya Kencana dalam Altar Kelenteng Boen San Bio

- 24 Januari 2022, 11:16 WIB
Kisah petilasan Raden Surya Kencana di Altar Kelenteng Boen San Bio.
Kisah petilasan Raden Surya Kencana di Altar Kelenteng Boen San Bio. /Ken Supriyono/SerangNews.com/

Masa itu, Raden Surya Kencana melakukan perjalanan dakwah ke Jakarta dan Tangerang menyebarkan agama Islam.

Saat melakukan dakwah, Surya Kencana sering beristirahat tidak jauh dari Boen San Bio. Tepatnya di bawah pohon ambon di tepi Sungai Cisadane.

“Setelah lama tidak datang lagi, warga yang biasanya mendengarkan ceramahnya membuat petilasan dengan gubuk sederhana,” kata pria yang akrab disapa Koh Bebeng itu.

Berjalannya waktu, gubuk itu terkikis abrasi hingga hampir jatuh ke sungai. Pihak kelenteng lalu memindahkan ke dalam.

Baca Juga: Kaytsu dan Cakradana, Dua Sosok Penasihat Asal China yang Bawa Kesultanan Banten Capai Kejayaan

“Awalnya di pinggir Sungai Cisadane, kedua kalinya di seberang kelenteng, dan terakhir kami memindahkan di dalam,” kata pria yang menurut penanggalan China genap berusia 70 tahun ini.

Sejak dipindahkan ke dalam area kelenteng, petilasan Raden Surya banyak didatangi orang termasuk masyarakat muslim.

“Banyak yang datang. Itu enggak cuma orang Tangerang, dari Bogor dan luar kota lain ada saja, apalagi kalau pas malam Jumat,” ujar Koh Bebeng.

Di depan petilasan terdapat sesaji dan tempat dupa dari batu alam. Menurut Koh Bebeng, itu sebagai penghormatan warga Tionghoa kepada Raden Surya.

Baca Juga: 7 Arca yang Menjadi Bukti Artefak Sejarah Orang China di Majapahit

Halaman:

Editor: Ken Supriyono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x