Perkuat Misi Dagang Banten, Ini Proyek Kanal dari Tanara sampai Cidane di Masa Sultan Ageng Tirtayasa

- 22 Januari 2022, 16:29 WIB
Ilustrasi proyek revitalisasi kanal di Banten Lama.
Ilustrasi proyek revitalisasi kanal di Banten Lama. /Dok. Pemprov Banten/

SERANG NEWS – Sultan Ageng Tirtayasa disebut sebagai raja yang membawa Kesultanan Banten mencapai puncak kejayaan pada masanya.

Di bawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Kesultanan Banten berhasil mengembangkan perdagangan internasional.

“Sultan Ageng Tirtayasa telah membawa Banten ke puncak kemegahan. Ia berhasil memajukan pertanian dengan sistem irigasi,” tulis Prof Nina H Lubis dikutip SerangNews.com dalam buku Sejarah Banten Membangun Tradisi dan Peradaban yang dicetak pada 2014.

Salah satu proyek yang paling fenomenal adalah pembuatan terusan atau kanal sepanjang 44,5 kilometer dari Sungai Cidurian hingga CIsadane. Proyek ini diumumkan pada 24 Oktober 1659.

Baca Juga: Kaytsu dan Cakradana, Dua Sosok Penasihat Asal China yang Bawa Kesultanan Banten Capai Kejayaan

Sumber Belanda sebagaimana disebut Mufti Ali dalam buku Banten dan Manila, Hubungan Perdagangan 1663-1682 menyebutkan, Sultan Ageng Tirtyasa memerintahkan Pangeran Upapatih memulai menggali kanal ini pada 27 April 1663.

Terusan yang digali ini akan menghubungkan Sungai Cidurian ke Sungai Pasilian, yang dinamakan Cimanceuri melalui Balajara, sepanang enam kilometer,” paparnya.

Menurutnya, ada sebanyak lima ribu orang secara terus menerus selama tiga bulan melakukan penggalian.

Baca Juga: 10 Kerajaan Terbesar dan Paling Berpengaruh di Nusantara, dari Majapahit hingga Kesultanan Banten

“Disebutkan dalam sumber, penggalian 1,5 kilometer kanal ini selesai hanya dalam waktu 14 hari,” tulisnya.

Selain kanal, Sultan Ageng Tirtayasa juga dilaporkan membuat rumah persistirahatan dan lumbung pada di Tanara pada 7 Oktober 1663.

Setelah pembangunan kanal tahap satu dari Tanara ke Cisadane selesai, Sultan melanjutkan pembangunan kanal tahap dua dari Pontang ke Tanara.

Kanal tersebut disebut Mufti untuk meningkatkan produktifitas pertanian sekaligus memastikan control psaut terhadap daerah-daerah pedalaman di wilayah Tangerang.

Kanal ini terhubung dengan kanal besar yang mengubungkan Pontang dan Tanara. Panjangnya 9 km dan lebar 9 meter.

Baca Juga: Sejarah Asal Asul Kesultanan Banten dan Daftar Sultan Banten Pertama hingga Terakhir

“Sultan Ageng Tirtayasa juga membangun sebuah pemukiman dengan membangun 60 petak yang terbuat dari batu dan bata dengan kuda-kuda dan kusen yang terbuat dari kayu permanen,” papar Mufti lebih lanjut.

Selain untuk irigasi persawahan yang dibangunnya, kanal tersebut juga difungsikan sebagai transportasi air yang dipakai masyarakat untuk membawa barang-barang ke pasar di Banten.

Dalam laporan utusan dagang Belanda, William Caeff disebutkan, pada 7 Agustus 1663, Sultan Ageng bersama dengan 100 kapal yang membawa hampir semua bangsawan Banten, berlayar menuju Sungai Tanara dan akan tinggal di sana selama 14 hari.

Kemudian, pada 27 Agustus 1663 dilaporkkan pula bahwa Sultan Ageng Tirtayasa telah kembali dari Tanara ke Surosowan. Konon dalam waktu dekat akan kembali ke Tanara untuk mengontrol kanal yang baru dibuat dari Tanara ke Pasilian.

“Ia juga ingin memastikan apakah air di sisi kanan dan kirinya tersebut dapat mengairi sawah di sisi kanan dan kirinya dan dapat juga digunakan sebagai jalur transportasi,” tulis Mufti mengutip laporan Belanda tersebut.***

Editor: Ken Supriyono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah