SERANG NEWS – Di tengah masifnya ekspansi Kesultanan Demak ke Majapahit, lontar Calon Arang sebagai karya yang menggambarkan fenomena sosial masa itu.
Lontar ini mengisahkan berbagai sisi di luar hiruk pikuk kehidupan politik di masa Majapahit atau kerajaan di Jawa Kuno.
Ya, di paruh awal abad 16 Demak muncul sebagai Kesultanan yang digdaya di Pulau Jawa.
Semasa Pemerintahan Trenggana kerajaan ini meluaskan invasinya ke bekas-bekas wilayah Majapahit di Jawa Timur.
Konon selama hampir dua dekata sejak tahun 1528, Madiun, Blora, Surabaya, Pasuruan, Lamongan, Blitar, Mojoagung, Jombang, hingga Sengguruh di Malang ditaklukan.
Para rakyat tentu menyaksikan dengan cemas saat satu demi satu wilayah tersenut diakuisi.
Mereka adalah masyarakat sisa Majapahit yang bercorak Hindu Budha, dengan Gunung Suci Penanggungan sebagai pusat kosmologinya, yakni tempat bertahta para dewa.
Akhirnya tahun 1543, Gunung Penanggungan diduduki dan direbut pasukan Demak. Diduga masyarakat yang masih setia pada tradisi Majapahit mengungsi ke Blambangan dan Bali.