Keindahan Wisata Pulau Tunda di Banten Bikin Presiden Soeharto Kepincut Berkunjung

24 Oktober 2020, 19:09 WIB
Pulau Tunda /Dok. Pemkab Serang/

SERANGNEWS.COM - Pulau Tunda dikenal memiliki pemandangan yang eksotis. Potensi alamnya yang memanjankan sejauh mata memandang, ternyata pernah menarik Presiden Soeharto mengunjunginya.

Kampung yang berada di Desa Wargasara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang ini, dikunjungi Presiden Indonesia ke-2 pada tahun 1996. Penguasa rezim Orde Baru itu, beserta rombongan datang untuk melihat langsung kondisi kehidupan masyarakat Pulau Tunda.

Waktu itu, Presiden Soeharto juga memberikaan Rumpon atau rumah ikan sebanyak 15 unit yang disebar di sebelah selatan Pulau Tunda.

Baca Juga: Libur Panjang, Polres Cilegon Berlakukan Rekayasa Lalu Lintas 

Kunjungan Presiden Soeharto diceritakan ulang oleh Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Serang, Hamdani kepada Serangnews.com, Sabtu 24 Oktober 2020. Selain menikmati alam, Presiden Soeharto memberikan bantuan Rumpon.

Ia berkeinginan masyarakat Pulau Tunda dapat menangkap ikan pada musim angin barat dan tidak berlayar jauh sampai ke laut provinsi lainnya. "Presiden Soeharto juga memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menjaga rumpon dan membuat rumpon sebagai sumber penghasilan ikan di Pulau Tunda," ujar Hamdani menirukan cerita yang tercatat dalam dokumen sejarah wisata Pulau Tunda.

Baca Juga: Tujuh Tempat Hiburan Malam di JLS Kabupaten Serang Disegel

Baca Juga: Anak Jokowi Bakal Berbagi Kisah Sukses di Virtual Daihatsu Festival 2020

Pulau Tunda memang memiliki potensi bahari, berupa laut yang luas dan garis pantai dengan pasir putihnya. Selain juga keindahan biota bawah laut dengan berbagai macam jenis ikan hias, terumbu karang.

Belum lagi, segala keunikan dan daya tarik lautnya, sehingga Pulau Tunda menjadi salah satu destinasi pariwisata unggulan di Provinsi Banten. "Dari segi atraksi, amenitas dan aksesibilitas sudah memenuhi kriteria sebagai daerah wisata,” ujarnya.

Bagi penghunjung yang akan menginap di Pulau Tunda, juga terdapat Villa, Homestay, Flamboyan, Mangrove, Kinkit, Santigi, Bogem, Nyamplung, Tuzkia, Ketapang, Pelindungan, Waruh, Jalar 1 dan 2. Bahkan, memiliki khas kuliner seperti kerupuk kkan, bontot, ikan bakar, dan keripik sukun.

Baca Juga: Sebarkan Kebencian dan Sara, Gus Nur Ditangkap Bareskrim Polri

Dari keterangan Hamdani, homestay yang ada di Pulau Tunda sekitar 12 rumah. Pemiliknya adalah masyarakat lokal yang menyewakan penginapan kepada wisatawan yang sedang berkunjung ke pulau tersebut. "Setiap homestay dapat menampung maksimal 25 orang dengan harga sewa per rumah Rp350 ribu per malam," ucapnya.

Lebih menariknya lagi, Pulau Tunda memiliki lahan hutan mangrove sekitar tiga hektare (Ha). Juga memiliki empat jenis mangrove. Di antaranya, Rhizophora Apiculata, R. Stylosa, Bruguiera Gymnorrhiza dan Sonneratia Caseolaris.

Dari empat jenis mangrove ini dapat menjadi tambahan daya tarik wisata edukasi. "Selain tanaman mangrove, di Pulau Tunda juga terdapat fasilitas pariwisata berupa Jalan Desa yang menghubungkan homestay dengan akses jalan menuju pantai, masjid, warung sembako, Puskesmas, cinderamata, dan perahu," papar Hamdani. ***

Baca Juga: Rumah Berkonsep Multifungsi dan Minimalis Banyak Digandrungi Generasi Milenial

Editor: Ken Supriyono

Tags

Terkini

Terpopuler