Terbunuhnya Jayakatwang dan Penobatan Raden Wijaya sebagai Raja Majapahit Pertama

15 Januari 2022, 05:00 WIB
Sejarah penobatan Raden Wijaya sebagai Raja Majapahit Pertama. /Tangkap Layar Kanal Youtube ASISI Channel

SERANG NEWS - Raden Wijaya tercatat sebagai pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Majapahit.

Kerajaan yang menjadi pelanjut dari kebesaran Singasari yang runtuh akibat pemberontakan Jayakatwang pada 1929.

Namun, Raden Wijaya yang tak lain adalah menantu Raja Singasari, yakni Kertanegara berhasil membalasnya dan kemudian mendirikan Majapahit, yang semula hanya sebuah desa kecil.

Kisah ini bermula dari tragedi berdarah pada 1292. Istana Singasari diserbu oleh Jayakatwang, Bupati Gelang-gelang yang memberontak karena hasutan Arya Wiraraja.

Baca Juga: Tragedi Terbunuhnya Raja Kertanegara dan Runtuhnya Kerajaan Singasari sampai Berdirinya Majapahit

Kala itu, Raja Kertanegara sedang mengirimkan pasukannya dalam ekspedisi ekspedisi Pamalayu atau operasi militer terhadap kerajaan Melayu di Dharmasraya Sumatera.

Kondisi itu membuat istana kehilangan hampir seluruh pasukannya. Situasi itu kemudian dimanfaatkan Jayakatwang untuk melakukan pemberontakan.

Serangan itu menewaskan Raja Kertanegara dan istrinya, yang tak lain adalah orang tua Gayatri, istri Dyah Wijaya atau Raden Wijaya.

Baca Juga: Ekspansi Dua Dekade Demak ke Bekas Wilayah Kerajaan Majapahit dan Kelahiran Lontar Calon Arang

Gayatri kala itu menjadi tawanan Jayakatwang di Istana Daha. Sementara, Dyah Wijaya dan tiga saudari Gayatri hilang tak tentu rimbanya.

Pararaton mengisahkan, beberapa bulan kemudian Dyah Wijaya atau Raden Wijaya muncul mengabdi di Istana Daha.

Namun, saat Mongol menyerang Daha, Gayatri langsung dilarikan ke Desa Majapahit, yang menjadi basis perjuangan Dyah Widjaja.

Di sana Gayatri berkumpul kembali dengan ketiga saudarinya. Namun masalah lain yang tak kalah genting telah menantinya.

Baca Juga: 5 Ritual Menyeramkan di Akhir Masa Kerajaan Majapahit, dari Adu Kekuatan Gaib hingga Pembangkitan Mayat

Rupa-rupanya pasukan Mongol menyerang Daha karena telah bersepakat dengan Dyah Wijaya dan Arya Wiraraja, sosok di balik pemberontakan Jayakatwang dan bantuan Mongol menjanjikan Gayatri dan kakaknya sebagai tanda takluk Jawa kepada Mongol.

Untunglah Dyah Wijaya dan pasukannya berhasil menyerang balik dan mengusir dari tanah Jawa.

Aksi Dyah Wijaya ini pun dicatat oleh tiga jenderal Mongol dalam Sejarah Dinasti Yuan (1279-1368).

Kemudian, pada tahun 1293, Raden Wijaya menjadi raja pertama Majapahit dengan gelar Rajasa Kertajayawardhana.

Semua saudari Gayatri dinikahinya, dan yang tertua yakni Dyah Tribhuwana, diangkat sebagai permaisuri dengan gelar Tribuwaneswari.

Baca Juga: Jarang Diketahui Orang, Ini Alasan Keraton Kerajaan Majapahit Lenyap, Benarkah Moksa?

Namun Gayatri yang bergelar Rajapatni adalah istri yang paling disayanginya.

Tak lama kemudian, Pararaton mengisahkan, pasukan yang dulu dikirim mendiang Raja Kertanegara dalam ekspedisi Pamalayu tiba di Majapahit dengan memboyong dua Putri jelita dari Melayu.

Salah satunya yang bernama Dara Petak yang dijadikan selir oleh Dyah Wijaya. Dari Dara Petak inilah lahir Jayanegara (1924-1328), yang nantinya dinobatkan sebagai putra mahkota.

Hal ini lantaran istri-istri Raden Wijaya tidak dikaruniai anak, kecuali Gayatri yang belakangan melahirkan dua putri yakni Dyah Gitarja dan Dyah Wiyat.

Pada tahun 1309 Raden Wijaya mangkat dan digantikan oleh Jayanegara. Namun 19 tahun kemudian Jayanegara terbunuh sebelum sempat memiliki keturunan.

Gayatri yang berhak menggantikannya lantas memilih menjadi biksuni dan Putri sulungnya yakni Dyah Gitarja, pun bertahta dengan gelar Tribhuwana Wijayatunggadewi.

Majapahit terus membesar setelah di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk dan Majapahit Gajah Mada.***

Editor: Ken Supriyono

Tags

Terkini

Terpopuler