Syaikhul Islam mengatakan bahwa sebagian salaf di antara tiap takbir membaca bacaan berikut:
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ . اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي
“Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar. allahummaghfirlii war hamnii.”
Artinya: “Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tidak ada sesembahan yang benar untuk disembah selain Allah. Ya Allah, ampunilah aku dan rahmatilah aku.”
Hanya saja, bacaannya tidak dibatasi dengan bacaan ini saja. Boleh juga membaca lainnya sepanjang di dalamnya berisi pujian kepada Allah SWT.
Kemudian membaca Al Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat lainnya. Surat yang dibaca oleh Nabi Muhammad SAW, adalah surat Qaaf pada raka’at pertama dan surat Al Qomar pada raka’at kedua.
Ada Riwayat, bahwa ‘Umar bin Al Khattab pernah menanyakan pada Waqid Al Laitsiy mengenai surat apa yang dibaca oleh Rasulullah SAW ketika shalat ‘Idul Adha dan ‘Idul Fithri.
Waqid menjawab, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca “Qaaf, wal qur’anil majiid” (Surat Qaaf) dan “Iqtarobatis saa’atu wan syaqqol qomar” (Surat Al Qomar).