Dampak Covid-19, Omzet Gilingan Padi di Serang Menurun 

23 Oktober 2020, 22:41 WIB
Tempat Penggilingan Padi di Serang - Banten/Kiki. /

SERANGNEWS.COM - Dampak dari Covid-19, Nasid (68), pemilik PD Sekedar yang bergerak dalam sektor penggilingan padi mengeluhkan omzet usahanya yang menurun drastis.

Ia bercerita, sebelum derasnya guncangan gelombang Covid-19. Usaha yang ditekuninya sejak 1980-an itu mampu menjual beras hasil produksinya mencapai sekitar 5 hingga 6 ton per harinya.

Sedangkan saat ini di masa Pandemi Covid-19, hanya mampu menjual sekitar 5 kwintal, itu pun kewalahan.

Baca Juga: Pabrik Kimia di Cikande Terbakar, Satu Orang Meninggal Dunia

"Kalau sebelum pandemi 5 - 6 ton per harinya. Tapi kalau sekarang mah 5 kwintal juga susah" ujar Nasid saat di temui di gudangnya, di Desa Beberan, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Sabtu, 23 Oktober 2020.

Belum lagi, kata dia, saat ini harga pasaran gabahnya sudah menempuh angka Rp 480 ribu per kwintalnya. Sementara harga beras per kwintalnya hanya Rp 460 ribu.

"Ngambil gabahnya dari Cangkring, Sawah Luhur. Biasanya menggiling padinya sampai jam 5 sore. Lah, kalau sekarang paling sampai jam 12 siang juga sudah beres. Berasnya jenis podium atau jenis IR," kata Nasid.

Kepercayaan Konsumen dan Pemerintah Mulai Luntur

Nasid mengungkapkan, tantangan dalam usahanya tak lain ulah para pengepul (tengkulak) yang tidak konsisten menjaga kepercayaan konsumen dan pemerintah. 

Sebab, biasanya ada permainan dimana beras murni dicampur adukan dengan beras munir. Sehingga kualitasnya kurang baik dan tidak terjamin serta dapat merugikan sepihak.

Baca Juga: Diduga Korupsi Dana Desa 570 Juta, Bendahara Desa Diamankan Porles Serang Kota

"Banyak calo. Beras murni dicampur sama besar munir. Beli (beras) dari sini dengan harga murah, sementara jual ke pasaran dengan harga yang lebih tinggi. Yang rugi mah tetap aja yang punya pabrik," keluh dia.***

 

Editor: Kiki

Tags

Terkini

Terpopuler