Teknologi Terbaru 3D Jepang Ungkap Penampakan Peradaban Maya dan Mesir Kuno

- 9 Maret 2022, 20:45 WIB
Ilustrasi perabadan mesir kuno.
Ilustrasi perabadan mesir kuno. /Pixabay/ArtsyBee/

SERANG NEWS – Penampakan peradaban maya dan Mesir Kuno belum lama ini diungkap peneliti Jepang dengan teknologi canggih tiga dimensi (3D).

Pengukuran 3D teknologi virtual membuka pemahaman baru tentang peradaban kuno Mesir dan orang-orang yang tinggal di dalamnya di seluruh dunia.

Temuan peradaban maya dan Mesi Kuno diungkap Associate Professor Takeshi Oishi dari University of Tokyo (Spatiotemporal Media Engineering) yang berkolaborasi dengan peneliti Mesir untuk mengukur artefak dalam 3D.

Saat menganalisis data yang dikumpulkan, mereka menemukan bahwa kanopi dan kereta roda dua, yang ditampilkan secara terpisah, kendati sebenarnya satu set.

Baca Juga: NASA Mulai Rakit Pesawat Ruang Angkasa Europa Clipper, Misi Pemantauan Bulan Jupiter

Sudah ada teori bahwa kereta itu memiliki kanopi, tetapi sulit untuk memastikannya karena ada risiko kerusakan dalam upaya menggabungkan artefak asli dari Perahu Tenaga Surya Kedua, yang ditemukan di dekat piramida Raja Khufu.

Kapal kayu besar itu dibangun sekitar 4.500 tahun yang lalu, tetapi bagian-bagiannya telah rusak dan rusak seiring waktu.

“Dr. Oishi telah mengukur bagian-bagian yang berubah bentuk karena goresan atau penyusutan, dan mensimulasikan struktur aslinya menggunakan data 3D,” tulis Japan Forward yang dikutip SerangNews.com, Rabu 9 Maret 2022.

Baca Juga: Astronom ESO Temukan Ledakan Bintang Supernova Tipe II di Galaksi Cartwheel

Ke depannya, ia berencana merestorasi perahu dengan menyambungkan bagian-bagian yang digali.

Selain Perahu Tenaga Surya Kedua, Dr Oshi juga meneliti Kuil Baryon di Angkor.

Diketahui, selama lebih dari 20 tahun Dr. Oishi telah mengerjakan pengukuran dan analisis 3D dari berbagai situs arkeologi dan properti budaya, seperti Buddha Agung dari Kuil Todaiji di Nara dan Kuil Bayon di Angkor di Kamboja.

Baca Juga: Fakta-fakta Menarik Tentang Jepang dan Alasan Mengapa Sering Dilanda Gempa Bumi

Di Kuil Baryon, sebagian besar wajah patung berukir itu tetap ada. Pakar sejarah seni telah menentukan roh mana yang diwakili dengan mengacu pada bentuk rahang dan mata mereka.

Tetapi Dr. Oishi dan yang lainnya telah mengembangkan metode untuk mengklasifikasikannya menggunakan data yang objektif dan terukur.

Baca Juga: Misi Perseverance NASA di Mars Temukan Pemandangan Bebatuan Biru di Kawah Jazero Planet Merah

Selain itu, candi dapat runtuh karena pelapukan. Menggunakan data 3D dan printer 3D, model candi dibuat, dan eksperimen terowongan angin dilakukan untuk menentukan jenis kerusakan apa yang akan terjadi dari arah dan kecepatan angin.

Kuil telah diukur hampir setiap tahun selama lebih dari sepuluh tahun, dan perubahannya dari waktu ke waktu telah dicatat. Menganalisis proses penuaan dan efek dari upaya restorasi telah berkontribusi pada pelestarian sisa-sisa.

“Ke depan, penelitian lanjutan terhadap robot yang dapat melakukan pengukuran akan menjadi penting agar banyak data dengan kualitas yang konsisten dapat dikumpulkan,” ucap Dr. Oishi.***

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Japan Forward


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x