Network
Pemain asal Brazil itu lebih lanjut mengatakan, jelang partai final dirinya sudah merasa gugup, bahkan hal ini sudah terasa ketika semenjak menyingkirkan Manchester City di semifinal.
"Kami tahu apa itu artinya untuk bermain di final bagi klub ini. Itu normal untuk gugup, tapi kami datang ke sini untuk memainkan partai final," jelas Marcelo.
Soal pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti, Marcelo mengatakan dia telah mengenal pria asal Italia itu selama delapan tahun dan dirinya merasa beruntung dilatih oleh Don Carlo.
Menurutnya, Ancelotti tahu bagaimana cara mengatur ruang ganti dan normal untuk semua orang di klub ingin bermain, berpartisipasi dan menjadi bagian penting.
"Berdasarkan sudut pandang saya, kami hampir tidak punya masalah musim ini dan itu semua berkat pelatih. Dia menenangkan kita dan selalu mengatakan yang sebenarnya," terang Marcelo.
"Kami penuh percaya diri untuk pekerjaan di depan. Kami semua ingin memainkan peran penting dan kami semua melakukannya," sambungnya.
Baca Juga: Dendam Moh Salah di Final Liga Champions Liverpool vs Real Madrid: Semua Telah Bersemangat
Sementara di kubu Liverpool, Trent Alexander-Arnold mengaku dirinya merasa spesial karena memiliki peluang untuk menjuarai dua Liga Champions pada usia muda.
Peluang tersebut terbuka lebar jelang siaran langsung melawan Real Madrid di partai final Liga Champions di Stadion Parc des Princes, Paris, Sabtu malam waktu setempat.
Oleh sebab itu, Trent memiliki ambisi untuk mewujudkan hal tersebut dan akan memberikan segalanya agar bisa mengangkat piala Liga Champions keduanya pada usia 23 tahun.
