Network
SERANG NEWS - Menjelang hari Raya Idul Adha 1443 Hijriyah, biasanya umat muslim di seluruh dunia mencari hewan kurban, termasuk masyarakat muslim di Indonesia.
Namun, hari Raya Idul Adha kali ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, disebabkan tengah mewabah penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan ternak.
Dalam memilih hewan ternak masyarakat perlu berhati-hati dengan wabah Penyakit Mulut dan Kuku yang tengah melanda.
Baca Juga: Pelantun lagu Widuri, Bob Tutupoly Meninggal Dunia di Usia 82 Tahun, Selamat Jalan Sang Legenda
Bukan hanya itu, para calon pembeli juga harus memperhatikan hewan kurban yang dibeli, dalam kondisi sehat.
Berikut adalah tanda klinis penyakit Kuku dan Mulut Pada Hewan:
1. Muncul lepuh pada lidah dan gusi
2. Keluar air liur berlebihan
3. Hilangnya napsu makan pada hewan
4. Adanya dan luka pada kuku, bahkan kuku bisa terlepas.
5. Hilangnya napsu makan pada hewan.
Pastikan tidak memilih dan menjual hewan qurban yang kondisinya seperti itu dan pisahkan hewan yang terinfeksi dan yang sehat.
Namun, perlu kita ketahui hewan yang terinfeksi PMK dapat dikonsumsi dan tidak dapat menular ke manusia.
Tapi kita harus tahu cara olahan daging yang benar di tengah wabah PMK.
Berikut olahan daging yang benar, di tengah wabah PMK pada hewan ternak:
1. Daging Tidak Di Cuci
Terlebih dahulu daging di rebus dengan air mendidih selama 30 menit dan jangan di cuci dulu sebelum di olah.
2. Dinginan Lalu Bekukan
Daging yang sudaj di rebus dengan air mendidih kemudain dinginkan lalu bekukan, jika daging tidak langsung di masak atau akan disimpan di freezer.
Baca Juga: Status Pegawai Honorer Tahun 2023 Dihapus, Bagaimana Nasib Guru? Ini Kabar Baik dari Pemerintah
Maka daging bersama kemasannya disimpan terlebih dahulu pada suhu dingin (Chiller) minimal 24 jam.
3. Pastikan Memilih Jeroan Yang Sudah Direbus
Jika membeli jeroan yang masih mentah pastikan rebus dulu dalam air mendidih selama 30 menit, sebelum di simpan di kulkas atau diolah.
4. Bekas Kemasan Daging Tidak Langsung Dibuang.
Berkas kemasan daging tidak langsung dibuang, rendam dahulu dengan deterjen, pemutih pakaian dan cukai dapur untuk mencegah cemaran virus ke lingkungan.***
