Rusia Bombardir Ukraina, Presiden Volodymyr Zelensky Ngamuk-ngamuk, Sebut Negara NATO Pengecut

- 29 Maret 2022, 09:35 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky /Instagram/zelenskiy_official/

Dalam sebuah pidato video, merujuk pada kota selatan yang terkepung yang telah menderita beberapa bencana. kekurangan dan kengerian terbesar penyerangan.

"Andai saja mereka yang telah berpikir selama 31 hari tentang bagaimana menyerahkan lusinan jet dan tank memiliki keberanian 1 persen," katanya lagi.

Baca Juga: Dianggap dalam Kontrol Pemerintah Rusia, Meta Batasi Akun Facebook dan Instagram RBTH Indonesia 

Rusia telah mendukung pemberontak separatis di Luhansk dan negara tetangga Donetsk sejak pemberontakan meletus di sana tak lama setelah Moskow mencaplok Semenanjung Krimea dari Ukraina pada 2014.

Dalam pembicaraan dengan Ukraina, Moskow menuntut Kiev mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk.

32 hari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menggelar  "operasi militer khusus" ke Rusia, belum ada tanda-tanda perang akan berakhir.

Pasalnya Ukraina tak kunjung menyerah dan tak ada kota besar yang diduduki sepenuhnya oleh Rusia, termasuk Mariupol yang menjadi medan perang paling sengit.

Baca Juga: Perang Ukraina di Maruipol, Seorang Panglima Angkatan Laut Rusia Tewas

Sejak awal Rusia ingin cepat-cepat menundukkan Ukraina dengan blitzkrieg atau serangan militer kilat yang bertumpu pada manuver tank dan dukungan udara, selain bombardemen rudal dan artileri

Tujuannya, memenangkan perang sesegera mungkin guna menghindari korban lebih banyak dan kerugian perang dalam jumlah besar.

Halaman:

Editor: Muh Iqbal Zikri

Sumber: TRT World Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x