Network
Baca Juga: Anies Baswedan Penuhi Panggilan KPK: Saya akan Sampaikan Semua yang Dibutuhkan Penyidik
"Harusnya nanya ke orang yang nyebutin dong. Kalau saya merasa, saya adalah Anies Baswedan. How are you? Anies Rasyid Baswedan kan," katanya tertawa.
Deddy kemudian menanyakan perihal yang menilai Anies Baswedan seorang yang radikal, menggunakan agama untuk menang, bahkan mengaitkan dengan ekstrimisme.
"Jadi begini, kita ini dalam berkerja, melangkah itu kan bawa ide dan gagasan. Kalau yang dukung macem-macem, sebenarnya kita gak bisa atur pikiran orang, saya gak bisa atur pikiran bro Deddy," katanya.
Yang bisa diatur, lanjut Anies, hanya tindakan. Bahkan Negara juga tidak bisa mengatur pikiran seseorang.
"Negara hanya bisa mengatur tindakan, tapi pikiran, perasaan tidak bisa diatur. Jadi kita tidak usah ngatur pikiran orang. Saya lagi ngomong gini, harus setuju ya? engak boleh. Ketika bicara ekstrimisme, apa itu ekstrimisme?" ujarnya.
Anies Baswedan menjelaskan soal ektrimisme. Menurutnya, ekstrimisme ada dalam banyak urusan.
"Salah satu cara untuk menghadapi ekstrimisme, apapun itu, itu adalah kemampun berfikir kritis," katanya.
Baca Juga: Kontroversi Pembentukan Cyber Army MUI DKI Jakarta, Akademisi Universitas NU: Harus Tepat Guna
